Advertisement
Advertisement
Analisis | Potensi Bisnis Pesan-Antar Makanan Daring Makin Besar - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Potensi Bisnis Pesan-Antar Makanan Daring Makin Besar

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Nilai pasar layanan pesan-antar makanan daring di Indonesia berpotensi mencapai US$ 16 miliar atau setara Rp 225,6 triliun pada 2025. Ini membuka peluang bermunculannya para pemain baru di sektor tersebut.
Dwi Hadya Jayani
22 Januari 2021, 09.11
Button AI Summarize

Bisnis jasa pesan-antar makanan daring di Indonesia masih potensial bagi pemain baru di masa depan. Pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat beradaptasi untuk berbelanja secara daring, menambah pasar konsumen sektor ini.

Dua pemain utama jasa layanan pesan antar-makanan daring di Indonesia sampai saat ini adalah Grab dengan Grabfood-nya dan Gojek dengan Gofood-nya. Berdasarkan data Momentum Works, Grab memimpin dengan menguasai 53% dari total nilai Gross Merchandise Value (GMV)—akumulasi nilai pembelian dari pengguna layanan pesan antar-makanan di negeri ini yang sebesar US$ 3,7 miliar pada 2020. Gojek menguasai sisanya.

Di tingkat Asia Tenggara, kedua platform tersebut juga bertaji. Total nilai GMV Grab di peringkat pertama se-kawasan dengan US$ 5,9 miliar pada 2020. Angka tersebut dihasilkan dari memimpin pasar di lima dari enam negara utama di kawasan, yakni Thailand, Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Vietnam, Grab kalah dari platform lokal bernama Now yamg menguasai 42% pasar.

(Baca Juga: Alaram Bahaya Deforestasi di Kalimantan dari Bencana Banjir)

Sementara total nilai GMV Gojek yang juga beroperasi di Thailand dan Vietnam, berada di peringkat ketiga se-Asia Tenggara dengan US$ 2 miliar. Di Thailand, Gojek menguasai 7% pasar. Di Vietnam, platform yang mempunyai tagline Karya Anak Bangsa ini menguasai 9% pasar.

Peta Persaingan Bisnis Jasa Layanan Pesan-Antar Makanan Daring di Asia Tenggara
Peta Persaingan Bisnis Jasa Layanan Pesan-Antar Makanan Daring di Asia Tenggara (Momentum Works)

Meski demikian, bukan berarti peluang pemain baru tertutup untuk turut mengambil berkah dari bisnis jasa layanan pesan-antar makanan daring di Indonesia. Sebaliknya kian terbuka seiring meningkatnya volume pasar.

Google, Temasek, dan Bain Company memproyeksikan total nilai GMV jasa pesan-antar makanan dan transportasi daring di Indonesia sebesar US$ 16 miliar atau setara Rp 225,6 triliun (kurs Rp 14.100 per dolar AS) pada 2025. Angka tersebut naik 28% dari tahun lalu yang sebesar US$ 5 miliar. Sebuah hal yang menunjukkan kian luasnya pasar sektor tersebut di masa depan.

Terlebih saat ini masyarakat Indonesia sudah kian terbiasa memesan makanan-minuman melalui jasa layanan pesan-antar daring. Hasi survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia terhadap 4.199 orang pada September 2020 mendapati pengeluaran rutin 97% responden selama pandemi Covid-19 untuk membeli makanan melalui layanan pesan-antar daring.

(Baca Juga: Pandemi Mengubah Masa Depan Peta Pasar Tenaga Kerja)

Survei tersebut juga mendapati pengeluaran bulanan terbesar masyarakat selama pandemi Covid-19 untuk membeli makanan melalui layanan pesan-antar daring. Angkanya mencapai Rp 1,5 juta per bulan.

Platform e-dagang Shopee salah satu yang menangkap peluang besar bisnis jasa layanan pesan-antar makanan daring di Indonesia. Shopee mengembangkan bisnis ke Shopeefood pada April 2020. Pada November 2020, platform ini pun mencari mitra pengemudi untuk ShopeeFood.   

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi