Kriminalitas Meningkat Selama Pandemi Corona, Sebanyak Apa?

Image title
22 April 2020, 14:21
Personel tim Sparta Polresta Solo bersiap mengikuti apel dan pengecekan kelengkapan senjata di Polresta Solo, Jawa Tengah, Senin (20/4/2020). Pengecekan kesiapan tim Sparta dan anggota Resmob Polresta Solo tersebut untuk menjaga dan antisipasi meningkatny
ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/wsj.
Personel tim Sparta Polresta Solo bersiap mengikuti apel dan pengecekan kelengkapan senjata di Polresta Solo, Jawa Tengah, Senin (20/4/2020). Pengecekan kesiapan tim Sparta dan anggota Resmob Polresta Solo tersebut untuk menjaga dan antisipasi meningkatnya angka kriminalitas di Kota Solo selama masa Kejadian Luar Biasa (KLB) COVID-19.

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan tingkat kriminalitas meningkat selama pandemi corona. Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono menyatakan peningkatan kriminalitas sebesar 19,72 persen dari masa sebelum pandemi.

“Pada Februari ada 17.411 kasus. Di Maret ada 20.845 kasus,” kata Argo, di Mabes Polri, Senin (13/4).

Advertisement

Argo menyatakan, kasus yang terjadi meliputi kejahatan, pelanggaran, gangguan dan bencana. Dari seluruhnya, ia menyatakan gangguan seperti penemuan mayat dan bunuh diri paling banyak. Namun, ia tak merinci jumlahnya dan lokasi sebarannya.

Data Polda Bali bisa dirujuk untuk melihat peningkatan kriminalitas selama pandemi. Laporan harian Biro Operasi Polda Bali pada 10 April mencatatkan 12 kasus kejahatan. Angka ini meningkat menjadi 15 kasus kejahatan dalam laporan harian tanggal 20 April. Jumlah tahanan selama rentang 10-15 April di Bali juga meningkat dari 492 orang menjadi 504 orang.   

Melansir Liputan 6, Kabaharkam Polri Irjen Agus Andrianto Senin (20/4) lalu menyatakan naiknya tingkat kriminalitas salah satunya disebabkan banyak orang terdampak secara ekonomi di tengah pandemi. Mereka akhirnya memilih jalan pintas melakukan kriminalitas.

Agus menyatakan pula, para pelaku kriminal memanfaatkan situasi pembatasan sosial yang membuat lingkungan sepi untuk melakukan aksinya.

(Baca: Napi Berulah Lagi dan Masalah Lain Iringi Asimilasi Corona Kemenkumham)

Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyatakan di tengah corona kejahatan yang paling banyak terjadi di wilayahnya adalah pencurian, penjambretan dan perampokan minimarket.

“Pelaku kejahatan sekarang sudah jarang membongkar rumah, karena masyarakat sekarang di rumah saja,” kata Yusri, Senin (20/4).  

Dalam seminggu terakhir, dari pantauan kami atas pemberitaan kriminalitas, terdapat lima kasus perampokan dan pencurian di minimarket wilaya Jabodetabek. Pertama, di minimarket kawasan Cipondoh, Kota Tangerang pada 12 April malam. Pelakunya dua orang berinisial FS dan A. Mereka mencuri alat kosmetik, deterjen, pewangi, dan minyak wangi. Tersangka berinisial A kini masih buron.

Pencurian kedua terjadi di sebuah minimarket di kawasang Gambir, Jakarta Pusat pada 15 April. Pelakunya pasangan pria dan wanita. Mereka mencuri tiga botol minyak angin dengan modus menjadi pembeli. Aksi ini terpergok setelah petugas minimarket mencurigai gerak-gerik keduanya.

Kedua tersangka sempat mencoba kabur menggunakan sepeda motor. Namun salah satu dari mereka berhasil ditangkap setelah ditabrak seorang pengendara motor yang melintas. Ia menderita patah kaki. Sementara satu tersangka yang kabur telah membawa 3 botol minyak wangi senilai Rp 147 ribu.

(Baca: Pengangguran Bertambah, Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kriminalitas)

Di hari sama dengan aksi pencurian di minimarket Gambir, dua orang berusaha membobol minimarket di Depok. Mereka melakukan aksinya dengan membawa celurit dan menakuti pegawai minimarket yang sedang berberes setelah menutup gerai. Para pelaku kemudian menyekap tiga pegawai minimarket dan menggasak uang senilai Rp 35 juta. Mereka lalu kabur.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement