Iran-AS Panas di Karibia dan Faktor Minyak di Balik Relasi Keduanya

Image title
19 Mei 2020, 07:30
Ilustrasi hubungan Iran- AS. Iran dan Amerika Serikat memanas di Karibia. Hubungan keduanya dipengaruhi faktor minyak.
123RF.com/Lightwise
Ilustrasi hubungan Iran- AS. Iran dan Amerika Serikat memanas di Karibia. Hubungan keduanya dipengaruhi faktor minyak.

Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran kembali memanas. Kedua negara terancam bakal berkonfrontasi di laut Karibia. Hal ini terungkap dari surat Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif kepada Sekjen PBB Antonio Guteres pada Minggu (17/5).

Zarif dalam suratnya memperingatkan AS agar tak mengirim kapal perangnya ke Karibia untuk menggangu pengiriman bensin oleh Iran ke Venezuela. Melansir kantor berita DW, nilai bahan bakar yang dikirim Iran lebih kurang US$ 45,5 juta. Jumlah ini bagian dari kerja sama Iran-Venezuela untuk melawan sanksi yang dijatuhkan AS kepada keduanya.

AS pada 2018 menyanksi Iran tak boleh mengekspor minyaknya. Keputusan ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan perjanjian non-proliferasi nuklir dengan Iran pada 2015. Setahun setelahnya, Trump bahkan meningkatkan sanksinya dengan salah satunya mengeksklusi minyak Iran dari pasar AS. Tujuannya, seperti dilansir BBC, untuk membuat eksport minyak Iran jatuh ke angka nol.

Venezuela juga mendapat sanksi sama dari AS pada 2017. Melansir situs pemerintah AS, America.gov, sanksi diberikan terkait kepemimpinan Nicolas Moduro. Tujuannya agar rezimnya melemah karena tak mendapat tambahan uang dari penambangan emas ilegal, perusahaan minyak negara dan bisnis lain yang bisa memberi keuntungan.

(Baca: Diserang Rudal Iran, AS Balas dengan Sanksi Ekonomi)

Akibatnya, kelangkaan bensin terjadi meskipun Venezuela merupakan salah satu pemilik cadangan minyak terbesar dunia. Kini Venezuela pun didera krisis. Iran mengirimkan bensin dalam jumlah besar adalah untuk mengatasi kelangkaan ini.

“Iran dan Venezuela adalah negara merdeka dan akan bertransaksi minyak. AS jangan berlaku seperti perompak,” kata Zarif.

Di hari yang sama, Deputi Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi juga memeringatkan duta besar Swiss yang menjadi representasi kepentingan AS di Iran. Ia meminta duta besar Swiss menyampaikan ke AS agar tak menggangu tanker minyak Iran jika tak ingin mendapat respon keras.   

Informasi rencana penghadangan oleh AS sebelumnya diberitakan media Iran, Fars News. Dikatakan bahwa empat kapal perang AS telah berada di Karibia dan akan mengonfrontasi tanker Iran. Pemberitana ini merespons pernyataan pejabat senior AS kepada Reuters yang mengatakan negaranya sedang mempertimbangkan langkah untuk menghadang pengiriman bensin dari Iran ke Venezuela.  

(Baca: Enggan Balas Iran Secara Militer, Trump Bakal Beri Sanksi Ekonomi)

Iran Minta AS Segera Angkat Kaki dari Timur Tengah

Buntut lain dari ketegangan ini adalah kecaman keras Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei kepada AS. Pada 17 Mei, ia meminta kepada AS agar segera menarik pasukannya dari Timur Tengah. Karena ia mengklaim keberadaan mereka sudah dibenci oleh seluruh warga Timur Tengah.

Kebencian yang dimaksud Khamenei lantaran keterlibatan AS di Afghanistan, Irak, dan Suriah yang telah menimbulkan distabilitas kemanan di Kawasan. Termasuk terbunuhnya Komandan Garda Nasional Iran Qassem Soleimani di Baghdad pada 3 Januari akibat serangan AS yang kemudian dibalas oleh Tehran dengan menyerang markas pasukan Paman Sam di Irak.

Catatan kami menunjukkan AS memang pemain aktif dalam pergolakan politik di Timur Tengah dan selalu berseberangan dengan Iran. Saat penggulingan Saddam Husein pada 2003, AS menjadi pihak yang menginvasi Irak dengan alasan penemuan senjata pemusnah massal. Sementara Iran bersikap dingin atas tindakan AS. Di Afghanistan, sejak 2001 kedua negara pun berselisih kubu. AS menginvasi pemerintahan Taliban dan berupaya membentuk pemerintahan baru. Sebaliknya, Iran kerap disebut di belakang Taliban seperti halnya disebut membelakangi Hizbullah di Lebanon.

Dalam konflik Suriah yang masih bergejolak sampai hari ini, AS adalah pendukung milisi Kurdi melawan ISIS. Sementara Iran berada di balik pemerintah Suriah di bawah Bashar Asaad. Kematian Soleimani juga terkait dengan ketegangan kedua negara di Kawasan. AS menyebut Soleimani merencanakan aksi teror yang mengancam keamanan di Timur Tengah.

“Amerika akan diusir dari Irak dan Suriah,” kata Khamenei dalam pidato yang dipublikasikan di situs resminya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...