Ragam 'New Normal' Industri Film Pasca-Pandemi Corona

Image title
19 Mei 2020, 22:25
Warga mengakses layanan film daring melalui gawai di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). New normal berlaku di industri film setelah pandemi corona.
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.
Warga mengakses layanan film daring melalui gawai di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). New normal berlaku di industri film setelah pandemi corona.

Industri perfilman tak luput dari terjangan pandemi virus corona. Penayangan dan promosi sejumlah film tertunda dan bioskop tutup karena kebijakan pembatasan sosial. Kondisi ini masih berlangsung sampai sekarang dan belum dapat dipastikan kapan akan pulih.

Di dalam negeri, film Bucin yang diproduksi Rapi Film batal dirilis pada 26 Maret lalu dan belum pasti kapan akan ditayangkan. Begitu juga film Generasi 90am: Melankolia yang diproduksi Visinema batal tayang perdana pada 9 April. Keduanya pun gagal meramaikan rangkaian perayaan Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret.

Advertisement

Dari luar negeri, penayangan film James Bond: No Time to Die mesti ditunda sampai akhir tahun ini. Sementara film produksi Disney berjudul Mulan harus ditunda sampai Juli nanti.

Penundaan ini berarti kerugian besar. Bila berkaca pada seri James Bond terakhir, Spectre (2015), yang mendapat keuntungan mencapai US$ 880 juta. Maka, sebuah film Hollywood yang batal tayang bisa mengalami kerugian sebesar itu.

(Baca: Wishnutama Kaji Dampak New Normal Pasca Pandemi Bagi Industri Film)

Selain itu, pengangguran juga meningkat dari industri selama pandemi corona. Melansir Euronews, diperkirakan 200 ribu orang di bidang perfilman kehilangan pekerjaan di seluruh dunia akibat produksi tak bisa berjalan. Hal ini belum pernah dialami industri perfilman dalam satu waktu.    

Menparekraf Wishnutama Kusubandio pun telah menyadari pukulan terhadap industri perfilman. Pada 13 Mei, ia menyatakan sedang menyiapkan protokol untuk new normal industri perfilman pasca-pandemi. Salah satunya adalah mendorong sineas dan masyarakat memanfaatkan layanan video on demand (VoD) sebagai lahan berkarya dan menikmati film.

“Dengan kemampuan Artificial Inteligence dan big data maka mereka bisa memproduksi film yang tepat dan efisien untuk mendorong ekosistem industry film,” kata Wishnutama.

Gagasan new normal dalam industri perfilman juga menjadi perbincangan pelakunya di negara lain. Salah satunya Christian Simonds, rekanan dari Reed Smith’s Entertainment and Media yang menyatakan perubahan besar mesti dipersiapkan Hollywood ketika pandemi berakhir, melansir Fox News.

(Baca: Ragam Skenario New Normal Disiapkan, dari BUMN Hingga Pengelola Mal)

Perubahan Jumlah Kru

Perubahan yang pasti terjadi, kata Christian, adalah jumlah kru produksi film. Karena, produksi di masa mendatang tak akan lagi sama. Kru seperti pembantu bagian perlengkapan dan pemeran pembantu bisa dikurangi.

“Tujuannya adalah untuk meminimalkan kru sebanyak mungkin saat pengambilan gambar dilakukan,” kata Christian.

Sebaliknya, akan ditambah kru kesehatan yang berfungsi memastikan kesehatan seluruh awak produksi. Khususnya dalam menjaga protokol kesehatan covid-19.

(Baca: Kinerja WHO dalam Sorotan, Apa Kinerjanya Selama Pandemi Corona?)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement