Wali Kota Risma & 2 Pemkab di Jatim Ingin PSBB Diakhiri, Ini Alasannya

Image title
8 Juni 2020, 14:49
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan). Risma dan dua pimpinan daerah lain di Jatim mengusulkan PSBB di wilayahnya diakhiri.
ANTARA FOTO/Didik Suhartono/pras.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan). Risma dan dua pimpinan daerah lain di Jatim mengusulkan PSBB di wilayahnya diakhiri.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma dan dua pimpinan kabupaten/kota lain di Jawa Timur (Jatim) mengusulkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di wilayahnya tak diperpanjang.  Dua pimpinan lain adalah Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin. 

Usulan disampaikan saat pertemuan dengan Pemprov Jatim, kemarin (7/6) yang dipimpin Koordinator PSBB Jatim, Heru Tjahjono. Dalam pertemuan yang berlangsung dari malam sampai dini hari ini, Risma diwakili Kepala BPB Linmas Pemkot Surabaya Irvan Widyanto. 

Advertisement

Irvan menyatakan,  meskipun tanpa PSBB, Risma akan tetap berkomitmen menjalankan protokol kesehatan dan telah menyiapkan Surat Edaran Wali Kota, termasuk kemungkinan Peraturan Wali Kota terkait penerapan sanksi mengikat.

“Satu lagi, titik pemeriksaan di perbatasan Surabaya dipertahankan,” kata Irvan melansir Antara.

Sementara  Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad menyatakan, “kami memiliki rekomendasi kebijakan pasca-PSBB tahap III di wilayah Kabupaten Sidoarjo, yaitu usulan pencabutan PSBB kemudian menerapkan masa transisi new normal,"

(Baca: Panduan Berangkat dan Pulang Kerja Selama PSBB Transisi Jakarta)

Keputusan ini diambil, kata pria yang akrab disapa Cak Nur ini, lantaran hasil evaluasi PSBB di Sidoarjo. Namun, ia tak merinci hasil evaluasi tersebut. Ia hanya mengatakan, meskipunn ingin melonggarkan PSBB tapi akan tetap meningkatkan penerapan protokol kesehatan di wilayahnya.

Senada, Bupati Gresik Sambari juga beralasan usulan pelonggaran dilontarkan ke Pemprov Jatim berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan PSBB tahap I hingga III di wilayahnya. Ia pun tak merinci jelas hasil evaluasi tersebut.

“Meski tidak ada PSBB, tapi tetap ada aturan yang akan kami terapkan demi memutus mata rantai covid-19,” kata Sambari melansir Antara, Senin (8/6).

(Baca: Perkantoran Mulai Buka, Anies Awasi Jam Kerja Hingga Arus Kendaraan)

Alasan Risma Tak Ingin Perpanjang PSBB

Kemarin (7/6), saat meninjau renovasi Stadion Gelora Bung Tomo untuk persiapan Piala Dunia U-20 tahun depan, Risma menyatakan alasannya ingin menghentikan PSBB di Surabaya adalah demi menggeliatkan kembali ekonomi. Menurutnya, pelaksanaan PSBB telah menimbulkan permasalahan ekonomi karena banyak warga yang susah mencari nafkah.

Risma mengaku khawatir dengan pegawai hotel, restoran, mal, dan berbagai pegawai lain yang terdampak PSBB. Menurutnya, jika PSBB terus diperpanjang bukan tidak mungkin para pegawai tersebut akan diberhentikan dari kerja.

“Kan tidak mungkin membayar orang tapi nganggur, sedangkan hotel, restoran, mal, dan toko-toko itu tidak ada pendapatan,” jelas Risma.

Selain itu, Risma menyatakan tren kesembuhan covid-19 di Surabaya terus merangkak naik dari hari ke hari. Catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim menyatakan tren kesembuhan covid-19 di Surabaya mulai meningkat pada 2 Juni. Saat itu tercatat mencapai 60 orang dengan total 300 orang sembuh.

Pada 3 Juni, pasien sembuh di Surabaya sebanyak 240 orang atau bertambah empat kali lipat dari hari sebelumnya. Sehari setelahnya hanya bertambah 70 orang. Total pasien sembuh sampai 4 Juni sebanyak 610 orang.

(Baca: Pro-Kontra Normal Baru di Pusat Perbelanjaan)

Angka pasien sembuh di Surabaya kembali menyentuh di atas 100 orang pada 5 Juni, yakni 132 orang. Sementara pada 6 Juni terdapat 24 orang pasien sembuh. Total sampai 6 Juni sebanyak 766 oran pasien sembuh di Surabaya.  

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement