Jokowi Ingin Benahi Pariwisata, Pengusaha Hotel Minta Aneka Subsidi

Image title
6 Agustus 2020, 19:30
Ilustrasi. Pengusaha hotel dan restoran berharap mendapat subsidi dari pemerintah untuk sektor pariwisata. Apa saja?
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.
Ilustrasi. Pengusaha hotel dan restoran berharap mendapat subsidi dari pemerintah untuk sektor pariwisata. Apa saja?

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berniat memperbaiki sektor pariwisata dan penerbangan di tengah kontraksi ekonomi kuartal kedua sebesar 5,32%. Hal ini disampaikannya ketika membuka rapat terbatas mengenai penggabungan BUMN sektort aviasi dan pariwisata di Istana Negara, Kamis (6/8).

Perbaikan yang direncanakan Jokowi adalah dengan menata rute penerbangan, penentuan hub, superhub, hingga penggabungan BUMN bidang penerbangan dan pariwisata. Tujuannua agar kedua sektor tersebut semakin kokoh dalam menghadapi krisis.

Advertisement

“Sehingga pandemi berikutnya, fondasi ekonomi di sektor pariwisata dan transportasi akan semakin kokoh dan baik,” kata Jokowi.

Dalam pemaparan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto kemarin (5/8), pukulan terhadap sektor pariwisata tercermin dari anjloknya laju pertumbuhan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan-minum sebesar minus 22,02%. Rinciannya, penyediaan akomodasi minus 44,23% dan penyediaan makanan-minuman minus 16,81%.

Penurunan tersebut dipengaruhi pula oleh menurunnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. BPS mencatat kunjungannya pada kuartal kedua 2020 hanya 482 ribu orang atau turun 81% dibandingkan kuartal pertama tahun ini. Dibandingkan secara tahunan, penurunannya mencapai 87,81%.

Sementara, pukulan terhadap industri penerbangan tercermin dari kontraksi subsektor tranportasi angkutan udara sebesar 80,2%. Angka ini paling dalam dari seluruh subsektor lapangan usaha transportasi. Angkutan rel menjadi yang terkontraksi terdalam kedua dengan 63,75%.

Sektor lapangan usaha tranportasi dan pergudangan pun menjadi sumber terbesar kontraksi ekonomi kuartal kedua, yakni minus 1,29%. Disusul industri pengolahan dengan minus 1,28%. Sementara akomodasi dan makan-minum minus 0,66%.

Sebelum Jokowi menyampaikan keinginannya membenahi sektor pariwisata dan penerbangan, Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran telah mengungkapkan beberapa permintaan kepada pemerintah terkait pemulihan industri pariwisata di tengah pandemi virus corona. Permintaan ini pun menyangkut dengan industri penerbangan. Apa saja?

Subsidi Okupansi Hotel

Yusran menyatakan, masalah utama sektor pariwisata adalah sisi permintaan. Hal ini tercermin dari okupansi hotel yang menurutnya secara nasional masih sebesar 5%-15% setelah masa pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Rendahnya okupansi tersebut, menurut Yusran, akibat dari belum stabilnya minat masyarakat bepergian. Pada awal pelonggaran, okupansi hotel di beberapa daerah sempat mencapai 80%, tapi kemudian anjlok lagi lantaran masyarakat takut untuk bepergian setelah kasus virus corona kembali meningkat.

“Lalu terjadilah peningkatan daerah yang memiliki konektivitas darat baik seperti Jawa di momen hari terjepit seperti Idul Adha,” kata Maulana, kepada Katadata.co.id, Rabu (5/8).

Oleh karena itu, agar okupansi tetap stabil dan menjaga napas industri pariwisata, Yusran meminta pemerintah memberikan subsidi okupansi hotel sebesar 20%. Artinya, pemerintah membeli 20% kapasitas kamar hotel di daerah. Bisa difungsikan untuk pelaksanaan kegiatan dinas pemerintah dan promosi pariwisata melalui diskon kamar hotel ke para wisatawan.

Dengan subsidi ini, Yusran menyatakan bisa menggerakkan pula restoran. Mengingat, di setiap hotel ada restoran dan secara otomatis tamu makan di situ. Di sisi lain, pemerintah daerah pun bisa mendapat PPN sebesar 10% dari hotel dan restoran ketika sudah berjalan.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement