Hadapi Corona, Pemerintah Andalkan Aplikasi Berbasis Big Data dan AI

Dimas Jarot Bayu
25 September 2020, 19:34
Ilustrasi. Pemerintah menangani virus Corona dengan mengembangkan sejumlah aplikasi berbasis big data dan AI. Salah satunya bernama Mobile Covid-19 Track yang khusus dokter.
ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Ilustrasi. Pemerintah menangani virus Corona dengan mengembangkan sejumlah aplikasi berbasis big data dan AI. Salah satunya bernama Mobile Covid-19 Track yang khusus dokter.

Pemerintah tak hanya menangani virus Corona secara konvensional, melainkan juga dengan pendekatan digital melalui pengembangan sejumlah aplikasi berbasis big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Hal ini disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro dalam webinar Katadata.co.id bertajuk The Power of Data: Data for Research and Innovation, Jumat (25/9).

Bambang mengatakan, salah satunya bernama Mobile Covid-19 Track. Aplikasi khusus dokter ini dilengkapi dengan fitur analisis sebaran dan pergerakan pasien Corona. Fitur lainnya adalah pengelolaan alat pelindung diri (APD) secara spasial. Sehingga, penggunanya bisa memitigasi risiko terpapar Covid-19 yang lebih besar.   

Advertisement

"Jadi, ini tujuannya benar-benar untuk melindungi dokter, tapi tidak dengan dokumen yang banyak atau berlebihan. Cukup dengan aplikasi di handphone," kata Bambang.

Aplikasi lain bernama AI Deteksi Covid-19. Menurut Bambang, aplikasi ini bisa mendeteksi virus Corona menggunakan data-data kesehatan, seperti pencitraan medis ct-scan dan x-ray yang diolah AI.  Begitu juga memiliki sistem pendukung keputusan berbasis knowledge growing system dan sistem geospasial epidomologi. Fitur ini memungkinkan masyarakat mengetahui kondisi kasus Corona di suatu wilayah secara aktual. Sehingga, mereka bisa mempertimbangkan dengan matang ketika ingin pergi ke suatu wilayah tertentu. 

Bambang mengatakan, aplikasi tersebut juga dapat mencatat data tes Corona dari pemiliknya. Hal ini dinilai akan memudahkan masyarakat yang harus mengurus persyaratan bepergian saat pandemi. "Itu juga akan jauh lebih bagus dan lebih mudah bagi airline-nya atau kereta api untuk bisa menerima penumpang, daripada sekarang yang tergantung kepada dokumen," katanya.

Aplikasi selanjutnya bernama Multicenter Clinical Trial. Bambang mengatakan, aplikasi tersebut dikembangkan untuk mendukung manajemen, pengolahan data, pemantauan, dan audit uji klinis dengan satu center atau multiple center.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement