Tips Amankan Data Personal dan Perusahaan Saat New Normal Corona

Image title
29 Mei 2020, 11:10
Ilustrasi transaksi digital. Memastikan aplikasi dalam versi terbaru adalah salah satu cara mencegah pembobolan data saat new normal corona.
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pras.
Ilustrasi transaksi digital. Memastikan aplikasi dalam versi terbaru adalah salah satu cara mencegah pembobolan data saat new normal corona.

Era kenormalan baru atau new normal setelah pandemi virus corona akan meningkatkan penggunaan internet. Hal ini seiring banyaknya kegiatan yang beralih menggunakan teknologi digital guna meminimalisir kontak fisik. Seperti jual beli melalui e-commerce dan rapat-rapat menggunakan aplikasi digital.

Kecenderungan ini mulai terlihat saat masa bekerja dari rumah atau work from home. Penyedia layanan komunikasi selular Telkomsel mencatat peningkatan trafik payload untuk layanan berbasis internet sebanyak 5% selama periode itu. Khusus untuk belajar daring, trafik bahkan meningkat 236%.

Hal serupa juga dicatat 3 Indonesia. Trafik internet pada pekan pertama work from home meningkat 15%-20% dibanding pekan sebelumnya. Wakil Presiden Direktur 3 Indonesia, M Buldansyah kepada Katadata.co.id pada 16 Maret menyatakan, penyumbang terbanyak peningkatan trafik internet adalah aplikasi WhatsApp, YouTube, Facebook, dan gim Mobile Legend.

Kementerian Keuangan adalah salah satu lembaga pemerintahan yang sudah berencana memaksimalkan teknologi digital saat new normal. Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor 223/KMK.1/2020 tentang flexible working space (FWS) guna mengantisipasi era kenormalan baru. Perumusan kebijakan dan pekerjaan lain yang bisa dilakukan tanpa bersentuhan fisik akan dikerjakan secara daring.

(Baca: Ahli TI Ungkap Celah-Celah Kebocoran Data 1,3 Juta Pegawai Kemendikbud)

Akan tetapi penggunaan teknologi digital saat new normal memiliki risiko tindakan kriminal siber, misalnya pencurian data. Hal ini sempat menimpa e-commerce Tokopedia, Bukalapak, dan Bhinneka selama periode work from home. Tokopedia tercatat kehilangan 91 juta data penggunanya, Bukalapak sebanyak 13 juta, sementara Bhinneka sebanyak 1,2 juta.

Baru-baru ini akun Twitter @secgron milik pendiri komunitas Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, menemukan dugaan jutaan data Kemendikbud dicuri peretas dan dibagikan di situs leaks Raidforums.com sejak 2019. Data yang bocor di antaranya berupa nomor induk kependudukan (NIK), nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, status pernikahan, nama lengkap ibu dan ayah, nomor Kartu Keluarga (KK), hingga alamat lengkap.

Amnesty Internasional menilai pencurian data pribadi adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Karena, setiap data tersebut menjadi hak pemiliknya untuk tetap rahasia kecuali dipublikasikan dengan kesadaran pribadi. Maka, lembaga ini berbagi tips mengamankan data pribadi selama new normal pandemi corona.

Perbarui Perangkat Lunak dan Aplikasi

Peneliti Keamanan Amnesty Tech, Etienne Maynier seperti dilansir situs resmi Amnesty Internasional mengatakan, hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memastikan perangkat lunak pada gawai dan komputer, serta aplikasi yang terpasang di dalamnya menggunakan versi terbaru. Jika belum berada di versi terbaru, maka harus diperbarui.

“Jika Anda menggunakan versi lama di perangkat lunak dan aplikasi, maka akan terjadi bugs atau kesalahan yang membuat gawai rentan,” kata Maynier.

Bugs tersebut bisa muncul ketika pengguna mengunduh data dari internet. Hal ini biasanya dimanfaatkan oleh hacker atau peretas untuk mencuri data atau masuk ke sistem. Maynier juga menyarankan memasang aplikasi dari sumber terpercaya seperti Apple Store dan Google Play Store.

(Baca: Transaksi Go-Pay Naik, Gojek Ungkap 3 Strategi Jaga Keamanan Pengguna)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...