Partai Gerindra dan PDI Perjuangan menjalin koalisi di banyak wilayah untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada_ serentak 2020 pada 9 Desember nanti. Kemesraan kedua partai tak lepas dari peran Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Di sisi lain, erat juga untuk kepentingan penjajakan mereka bersekutu pada Pilpres 2024.

Pernyataan koalisi terbaru kedua partai adalah di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Medan. Pada 11 Agustus lalu, mereka resmi mendukung pasangan Muhammad Bobby Afif Nasution dan Aulia Rachman. Bobby yang merupakan menantu Presiden Jokowi diusung PDIP. Sementara Aulia adalah kader Partai Gerindra.

Advertisement

Pengumuman pasangan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua DPP PDIP Bidang Politik Puan Maharani bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dalam kesempatan ini, Puan menyatakan selamat atas bergabungnya Bobby.

“Selamat bergabung ke PDI Perjuangan, Mas Bobby,” kata Puan.

Pemilihan Arif sebagai pendamping Bobby sesuai dengan syarat yang disampaikan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani pada 3 Agustus lalu untuk berkoalisi. Sebab, Gerindra dan PDIP memiliki kursi sama besar di DPRD Kota Medan, yakni 10.

Dengan begitu, pasangan Bobby-Arif mengantongi 20 kursi dan telah memenuhi syarat Komisi Pemilihan Umum (KPU) minimal memiliki 20% kursi di DPRD.

Di Pilwalkot Tangerang Selatan (Tangsel), kedua partai berkoalisi mengusung pasangan Muhammad dan Saraswati Djojohadikusumo. Muhammad adalah bekas sekretaris daerah dan Saraswati merupakan keponakan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Pasangan ini pun mengantongi 16 kursi dari PDIP dan Gerindra, dari total 50 kursi yang ada.

Pilwalkot Tangsel adalah salah satu kontestasi yang akan paling panas di Pilkada 2020. Mengingat turut berkontestasi juga putri Wapres Ma’ruf Amin, yakni Siti Nur Azizah. Ada juga keponakan mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang tenar memiliki dinasti kuat, yakni Pilar Saga Ichsan.  

Karenanya, Sekretaris DPD Gerindra Banten Andra Soni menyatakan, Prabowo akan turun langsung untuk memenangkan keponakannya. Rencana ini selaras dengan arahan Prabowo saat Kongres Luar Biasa (KLB) Gerindra pada 8 Agustus agar memastikan kemenangan seluruh kandidat yang diusung di Pilkada 2020.

Kedua partai juga berkoalisi di Pilwalkot Solo mendukung pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Tegus Prakosa. PDIP menyampaikan dukungan terlebih dulu pada 17 Juli lalu, sementara Gerindra menyusul pada 3 Agustus.

Namun, pasangan ini kemungkinan berhadapan dengan "kotak kosong" alias tidak ada lawannya. Sebab, hanya PKS yang belum melabuhkan dukungan ke pasangan tersebut. Sedangkan kursi PKS di DPRD Solo hanya 6 kursi dan tak bisa mengusung kandidat sendiri.

Selain di tiga wilayah tersebut, koalisi PDIP-Gerindra dalam catatan Katadata.co.id adalah di Pemilihan Bupati (Pilbup) Malang mendukung pasangan Sanusi-Didik, Pilwalkot Depok mendukung Pradi Supriatna-Afifah Alia, dan Pilbup Indramayu mendukung Nina Agustina Dai Bachtiar. Namun, pendamping Nina di Indramayu belum diusulkan Gerindra.

Koalisi kedua partai di Pilkada 2020 sebenarnya lebih banyak lagi. Hal ini tercermin dari pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto usai mengumumkan 75 kandidat yang diusung partainya pada Senin (11/8) lalu.

Ia menyatakan Gerindra menjadi partai terbanyak kedua yang berkoalisi dengan PDIP setelah Golkar. Sementara PKS menjadi yang paling sedikit.

Saat mengumumkan pencalonan keponakannya di Pilwalkot Tangsel pada 20 Juli lalu, Prabowo justru menyatakan partainya paling banyak berkoalisi dengan PDIP. Meskipun ia menyatakan tetap terbuka berkoalisi dengan partai apapun.

“Yang penting PDIP yang paling banyak,” ujarnya.

Ada Andil Jokowi

Mesranya kedua partai di Pilkada 2020, menurut Wasekjen PDIP Arief Wibowo, tak lepas dari andil Jokowi. “Saya kira kalau kemudian Pak Presiden juga mencairkan hubungan itu (Gerindra-PDIP), ada benarnya,” katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (12/8).

Menurut Arief, Jokowi tetap menjalin hubungan baik dengan Prabowo meskipun bersaing di Pilpres 2014 dan 2019. Khususnya setelah Pilpres 2019 yang keduanya telah menyatakan rekonsiliasi politik pada 14 Juli dan Prabowo bergabung dengan kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Menteri Pertahanan.

Namun, ia membantah andil ini karena Jokowi berkepentingan untuk anak dan menantunya. 

Hasil Pilpres 2019 bisa dilihat dalam Databoks di bawah ini:

Hubungan Jokowi dan Prabowo memang tampak semakin mesra usai mereka menjalin rekonsiliasi. Salah satu wujudnya adalah ketika Prabowo membela kinerja kepemimpinan Jokowi dari kritik publik terkait penanganan pandemi virus corona, 22 April lalu.

Dalam video yang diunggah di akun Twitter resminya, Prabowo menyatakan bersaksi Jokowi “terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara dan rakyat Indonesia.” Ia pun mengaku melihat dati dekat cara-cara pengambilan keputusan Jokowi mengenai pandemi berlandaskan pemikiran “keselamatan rakyat paling miskin dan rakyat paling lemah.”

Prabowo meminta pula kepada seluruh kader Gerindra untuk mempercayai pemerintahan Jokowi. Ia meyakinkan segala keputusan yang diambil Jokowi tak akan merugikan rakyat dan negara.

Perintah ini berbanding terbalik dengan fakta politik Gerindra yang pada periode pertama kepemimpinan Jokowi menjadi oposisi pemerintah. Gerindra getol mengkritisi pemerintahan Jokowi yang dinilai tak menepati janji kampanye Nawacita di Pilpres 2014. Kritik ini pun menjadi bahan jualan Prabowo di Pilpres 2019.

Meski mengakui andil Jokowi dalam koalisi PDIP-Gerindra di Pilkada 2020, Arief menyatakan tetap ada faktor lain yang memengaruhinya. Salah duanya adalah hubungan Megawati dan Prabowo serta pertimbangan partai.

“Sebetulnya sejak lama ibu (Megawati) dan Pak Prabowo hubungannya bagus,” kata Arief.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement