Advertisement
Advertisement
Analisis | Perilaku Turis Asing di Tengah Heboh Harga Tiket Pesawat - Analisis Data Katadata

Perilaku Turis Asing di Tengah Heboh Harga Tiket Pesawat

Tingginya harga tiket pesawat domestik tidak terlalu mempengaruhi kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Namun, pada tahun ini, ada perubahan pola kedatangan turis.

Nazmi Haddyat Tamara

4/7/2019, 09.00 WIB


Kenaikan tiket pesawat yang berlangsung sejak pertengahan tahun lalu berbuntut panjang. Selain memukul bisnis transportasi udara dan merosotnya penumpang domestik, mahalnya tiket pesawat ini juga menimpa sektor pariwisata dalam negeri.

Wisatawan domestik berkurang seiring penurunan jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi udara. Sementara itu, moda transportasi lainnya tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, kondisi berbeda berlaku pada pariwisata dan penumpang mancanegara.

Merosotnya Ekonomi Angkutan Udara

Penurunan penumpang pesawat domestik sudah terlihat sejak Agustus 2018. Pada Mei 2019, jumlah penumpang domestik yang menggunakan angkutan udara mencapai 5,2 juta. Angka ini turun 7,1% dibanding bulan sebelumnya. Bahkan, jumlah tersebut anjlok 27% dibandingkan Mei tahun lalu yang mencapai 7,2 juta.

Secara kumulatif sejak Januari hingga Mei 2019, penumpang domestik berjumlah 29,4 juta atau turun 21,33% dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 37,4 juta penumpang. Penurunan tajam penumpang udara domestik ini disinyalir semata-mata akibat tingginya harga tiket pesawat. Sebab, untuk moda transportasi lain masih tumbuh walaupun cenderung stagnan.

Untuk penumpang domestik melalui jalur laut, masih tumbuh 8,79% secara kumulatif di 2019 dengan total 8,9 juta penumpang. Adapun penumpang kereta api hanya naik 0,32% dengan total 173,6 juta penumpang hingga Mei 2019.

Tak hanya terlihat pada penurunan jumlah penumpang, polemik yang terjadi terkait tingginya harga tiket juga memukul perekonomian di sektor angkutan barang dan penumpang. Hal ini tercermin dari  pertumbuhan ekonomi sektoral, khususnya angkutan udara. 

Pada kuartal I 2019, sektor ini turun hingga lebih dari 10%. Penurunan ini merupakan yang terdalam setidaknya sejak lima tahun terakhir.

Di sisi lain, pertumbuhan sektor angkutan laut justru meningkat cukup signifikan. Sektor ini mampu tumbuh 7,29% pada kuartal I 2019. Padahal, dua kuartal sebelumnya hanya tumbuh di bawah 5% secara tahunan. 

Jika ditarik lebih jauh, pertumbuhan pesat sektor angkutan laut ini mulai terjadi pada akhir 2016 dan terus berlanjut hingga pertengahan 2018. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi untuk sektor angkutan darat cenderung stagnan di angka 8-9%.

Perubahan Pola Turis Asing

Di tengah penurunan penumpang domestik yang secara tidak langsung berdampak pada sektor pariwisata, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih tumbuh meskipun tidak terlalu tinggi. Pada Mei 2019, jumlah wisman  yang berkunjung ke Indonesia mencapai 1,25 juta orang atau tumbuh tipis 1,1% dibandingkan Mei tahun lalu.

Namun, angka ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,29 juta atau turun sekitar 3,19%. Sementara itu, sepanjang 2019 jumlah wisman yang berkunjung meningkat 2,7% menjadi 6,37 juta orang dibandingkan periode sama tahun lalu 6,2 juta orang.

Meski secara umum kunjungan wisman meningkat, pilihan moda penyumbang utama wisman, yakni jalur udara menurun. Pada Mei 2019, jumlah wisatawan yang masuk melalui pintu udara berjumlah 713 ribu orang. 

Penyumbang terbanyak adalah Bandara Ngurah Rai Bali dengan 485,7 ribu wisatawan. Angka tersebut turun 7,75% dibandingkan bulan sebelumnya dengan 773 ribu wisatawan.