Indonesia Tidak Lagi Kaya Minyak

No image
Oleh
18 Juni 2013, 00:00
No image
Donang Wahyu | KATADATA

KATADATA ? Indonesia sekarang, bukanlah Indonesia di era Soeharto. Pada masa Orde Baru, negara ini dikenal sebagai produsen dan eksportir utama minyak dunia. Bahkan, menurut data BP World Statistic 2012, pada saat mencapai puncak produksi pada 1977 sebesar 1,65 juta barel per hari, Indonesia masuk jajaran 11 produsen minyak terbesar di dunia. Indonesia pun menjadi anggota cukup berpengaruh di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Indonesia bergabung dengan OPEC, setelah dua tahun organisasi ini dibentuk oleh lima negara produsen minyak, yakni Iran, Irak, Arab Saudi, Kuwait dan Venezuela pada 1960.  

Selama 32 tahun pemerintahan Soeharto berkuasa, yakni antara 1966-1998, rata-rata produksi minyak mencapai 1,38 juta barel per hari. Saat itu, negara ini mengalami era bonansa minyak, bahkan sebagian besar pembangunan ekonomi nasional dibiayai dari minyak. Kontribusi migas terhadap pendapatan negara sangat signifikan, melebihi 50 persen, bahkan pada 1980-an sumbangan minyak pernah mencapai lebih dari 70 persen.

Dengan produksi yang melimpah, minyak menjadi sumber energi yang mudah didapat. Apalagi, pada masa itu, tingkat konsumsi minyak dalam negeri belum begitu besar. Sepanjang masa pemerintahan Soeharto, rata-rata konsumsi minyak hanya sekitar 469 ribu barel per hari. Jumlah ini hanya sepertiga atau sekitar 34 persen dari total produksi. Maka, pemerintah pun memberikan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) di pasar domestik.

Dari sisi cadangan minyak bumi, pada 1980-an, menurut data BP Statistical Review of World Energy 2012, Indonesia juga masuk jajaran 15 besar pemilik cadangan minyak di dunia dengan jumlah cadangan 11,6 miliar barel. Bersama China yang memiliki cadangan 13,4 miliar barel, saat itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara kaya minyak kedua di Asia Pasifik.

Namun, seperti diketahui minyak bumi bukanlah sumber energi yang bisa diperbarui. Suatu saat, jika terus menerus dikuras, sumber energi dari fosil ini bakal habis. Setidaknya, itu terlihat dari produksi minyak secara besar-besaran sepanjang masa Orde Baru membuat cadangan minyak terbukti Indonesia merosot tajam. Selama tiga dekade sejak 1980, cadangan minyak telah menurun 7,4 miliar barel menjadi tersisa 4 miliar barel pada 2011. Bahkan, penurunan cadangan minyak Indonesia tergolong paling tajam di Asia.

Saat ini, negara ini  bukanlah Indonesia yang dulu. Indonesia bukan lagi negara kaya minyak. Indonesia tidak seperti Venezuela, Arab Saudi atau Iran, yang memiliki cadangan minyak super kaya. Pada 2011, Venezuela mempunyai cadangan minyak terbukti 297 miliar barel, Arab Saudi 265 miliar barel dan Iran 151 miliar barel. Dengan cadangan sebesar itu, Arab Saudi mampu memproduksi 11,1 juta barel minyak per hari dan Iran 4,3 juta barel per hari.

Cadangan minyak Indonesia hanya 1,3 persen dari cadangan minyak Venezuela. Bahkan, setelah tiga dekade terakhir, posisi cadangan minyak Indonesia jauh merosot ke peringkat 28 di dunia. Pengeboran dan eksplorasi yang tidak lagi agresif malah membuat Indonesia tertinggal dari negara-negara Asia lainnya. Saat ini, cadangan terbukti minyak Indonesia kalah dibandingkan China dengan cadangan 14,8 miliar barel, Malaysia 5,9 miliar barel, India 5,8 miliar barel, bahkan Vietnam yang kini memiliki  cadangan 4,4 miliar barel.

Seiring dengan penurunan cadangan terbukti, produksi minyak Indonesia pun terus merosot. Setelah mencapai puncak produksi terbesar kedua, yakni sebesar 1,6 juta barel per hari pada 1995, produksi minyak bumi terus merosot hingga tinggal 861 ribu barel per hari. Padahal, temuan cadangan minyak baru sangat terbatas. Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, malah menyatakan cepat atau lambat, Indonesia harus mengucapkan selamat tinggal pada minyak bumi sebagai sumber energi.

Halaman:
No image
Reporter: Redaksi
Editor: Arsip

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...