Setelah Sinergi, PGN-Pertagas Bisa Merger atau Akuisisi

Muchamad Nafi
16 Desember 2015, 12:01
No image
Donang Wahyu|KATADATA
Edwin Hidayat Abdullah, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN

KATADATA - Pemerintah terus menggenjot pasokan dan menurunkan harga energi. Misalnya, pada tahun depan pemerintah akan menerapkan sinergi operasional antara PGN dan Pertagas untuk menurunkan harga gas bumi. Saat ini, PGN memiliki pipa sepanjang 6.800 kilometer dan Pertagas sekitar 2.000 kilometer. Sementara itu, berdasarkan volume distribusi gas, PGN menyalurkan 700 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dan Pertagas hanya 200 mmscfd.

Menurut Edwin Hidayat Abdullah, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, pihaknya juga sedang mengkaji langkah lanjutan dari sinergi kedua BUMN ini. Terdapat tiga opsi bagi kedua perusahaan pelat merah tersebut: merger, akuisisi, dan Kerja Sama Operasi (KSO).

Untuk mencapai hal tersebut tentu bukan perkara mudah. Prosesnya butuh waktu lama. Berteman teh hangat, sekitar satu setengah jam, Edwin memaparkan pandangannya tentang sinergi BUMN energi dan  pembangunan kilang oleh Pertamina kepada Manal Musytaqo dari Katadata di Gedung BUMN, Selasa sore pekan lalu. Berikut ini sebagaian petikan wawancaranya.

Bagaimana kinerja BUMN energi tahun ini?

Pendapatan BUMN energi tidak sebaik tahun lalu. Pendapatan Pertamina turun karena harga minyak anjlok. Walau begitu secara total masih cukup baik jika berdasarkan dolar di mana tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu. Pendapatan Pertamina masih di atas Rp 10 triliun.

PGN tidak sebagus tahun kemarin juga. Ada beberapa penyebab, salah satunya volume tidak bisa naik karena kondisi ekonomi yang rendah. Sedangkan anak usahanya di hulu, khususnya Saka Energy, secara operasional cukup bagus.

Yang menurun jauh adalah PLN. Secara operasional pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkan, walau kinerjanya masih positif. Hutang-hutang PLN dengan dolar, pembelian IPP (independen power plant) dengan dolar juga. Namun income dengan rupiah.

Untuk tahun depan, akan lebih baik?

Energi ini backbone kehidupan yang memiliki cicrcular effect. Ketersedian energi harus di depan agar industri bisa tumbuh dan pertumbuhan ekonomi tergantung dari ketersediaan listrik. Tanpa adanya ini, investor sulit berinvestasi. Kami akan mengoptimalisasi penggunaan gas melalui integrasi dan sinergi antara PGN dan Pertamina. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dalam distribusi gas. Efeknya dapat menurunkan harga gas.

Dalam sinergi operasional PGN-Pertagas (anak usaha Pertamina), bagaimana peta jalannya?

Tahun depan mulai sinergi operasional, sekaligus kami mengkaji secara corporate structure. Hasilnya nanti dapat melakukan akuisisi, KSO, atau merger. Nanti akan kita lihat. Yang penting sinergi dulu saja.

Apa implikasi dari sinergi ini?

Harus memberikan dampak pertumbuhan ekonomi. Sekarang orang banyak mengurangi penggunaan energi karena tidak masuk dalam biaya produksi. Misalkan, industri bahan dasar menggunakan gas sementara harga produknya rendah dan harga gas masih tinggi. Ini kurang baik. Kalau harga gas diturunkan, insya Allah industri bisa naik kembali.

Bagaimana rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara untuk menggabungkan PGN dan Pertagas?

Urgensinya lebih kepada percepatan pengembangan distribusi gas dan efisiensi. Kalau menunggu pengabungan secara korporasi lebih lama. Misalkan due diligent, valuasi, permohonan persetujuan. Ini memakan proses panjang. Sedangkan kita butuh cepat. Dengan begitu industri berharap mendapatkan harga gas lebih murah dan menekan impor sehingga menghemat devisa.

Tahapannya sudah sampai mana?

Halaman:
Reporter: Manal Musytaqo
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...