Model Closed Loop Solusi Tantangan di Sektor Agribisnis

Dini Hariyanti
Oleh Dini Hariyanti - Tim Riset dan Publikasi
13 November 2020, 20:45
Sawah
123rf.com

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan, inclusive closed loop sebagai model kerja sama di sektor agribisnis yang dapat menguntungkan para pelakunya dari hulu sampai hilir, termasuk petani. Model ini layak untuk diterapkan pada berbagai komoditas pertanian, tidak terbatas pada sawit saja.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan Franky Oesman Widjaja mengatakan, inclusive closed loop dapat diduplikasi untuk produk-produk pertanian unggulan lain. Yang pasti di dalam sistem ini kuncinya pendampingan multipihak terhadap petani.

“Petani kalau dibimbing dengan baik maka mereka juga bisa menjadi konglomerat. Apalagi dibantu dengan bibit unggul dan teknologi digital,” katanya dalam jumpa pers terkait Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-5, Jumat (13/11/2020).

Kadin akan menggelar JFSS-5 pada 18-19 November mendatang. JFSS diselenggarakan setiap dua tahun sekali sejak 2010 (2010, 2012, 2015 dan 2018). Menampung masukan dari seluruh pemangku kepentingan, JFSS bertujuan untuk mendukung pemerintah mewujudkan ketahanan pangan dan pada saat yang sama meningkatkan produktivitas petani yang serta merta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan. Kali ini KADIN menyelenggarakan JFSS-5 pada 18-19 November dengan mengangkat tema “Pemulihan Ekonomi Nasional untuk Mendukung Ketahanan Pangan & Gizi, Serta Meningkatkan Kesejahteraan Petani, Peternak, Nelayan & Industri Pengolahan.”

Selama ini meningkatkan produktivitas para petani serta mencapai ketahanan pangan tidaklah mudah. Ada sejumlah kendala yang harus dihadapi. Beberapa tantangan yang terus menghantui ialah ketersediaan lahan, benih unggul, pupuk, pembiayaan, pemasaran, irigasi, sarana penyimpanan hasil pertanian dan saranaprasarana lainnya, serta kelembagaan.

Kadin optimistis kendala tersebut bisa diatasi dengan mengembangkan pola kemitraan yang dilandasi prinsip saling menguntungkan antara pemerintah, pengusaha, perbankan, petani melalui koperasi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam rantai pasok terintegrasi. Inilah yang dimaksud dengan inclusive closed loop.

Sistem tersebut, kata Franky, merupakan skema kemitraan yang saling menguntungkan hulu hingga hilir sehingga keberlanjutan produksi terjaga dan petani sejahtera. Di dalam inclusive closed loop ada empat unsur utama, yaitu (1) Petani mendapat akses untuk membeli bibit dan pupuk yang benar, (2) Pendampingan kepada petani untuk menerapkan good practice agriculture, (3) Kemudahan akses pemberian kredit dari lembaga keuangan, (4) Jaminan pembelian hasil petani oleh perusahaan pembina (off taker).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait