Serba-Serbi Tanaman Obat di Tengah Pandemi Covid-19

Image title
Oleh Melati Kristina Andriarsi - Tim Riset dan Publikasi
10 Maret 2021, 16:00
Masyarakat Adat menanam jahe untuk meningkatkan imunitas terhadap Covid-19
Sumber: AMAN
Masyarakat Adat menanam jahe untuk meningkatkan imunitas terhadap Covid-19

Masyarakat dunia sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Begitu pula dengan masyarakat adat di penjuru Nusantara, bergotong royong mencegah virus menjangkiti komunitas mereka. Selain melakukan berbagai ritual, masyarakat adat juga mengolah obat sebagai penangkal Covid-19.

Masyarakat adat di Banualemo, Sulawesi Selatan contohnya. Mereka meracik cairan desinfektan alami dari jeruk nipis dan daun sirih sebagai bahan penguapan di ‘bilik sterilisasi’ yang dibangun pemuda adat setempat.  Baso, anggota masyarakat adat Banualemo, menjelaskan bahwa cara tersebut merupakan tradisi turun temurun untuk membasmi penyakit dan kuman yang kini mereka gunakan untuk menangkal wabah Covid-19.

Teknik pengasapan dilakukan dengan penguapan cairan dari daun sirih dan jeruk nipis. Orang yang sakit didudukkan di atas kursi dengan potongan rotan yang dibakar di bawahnya. Api kemudian dipadamkan dan badan ditutup dengan sarung selama beberapa menit. Sebelum wabah Covid-19, masyarakat adat Banualemo menggunakan metode ini untuk menyembuhkan anggota yang mengalami gatal-gatal.

Sejak dulu, leluhur masyarakat adat Banualemo mengenal pengobatan alami dengan penguapan cairan dan pengasapan, yang saat ini bisa digunakan sebagai bahan untuk membasmi kuman dan penyakit atau sebagai disinfektan alami. “Tradisi ini turun-temurun diajarkan dan berguna bagi kami untuk melindungi diri dari ancaman wabah virus,” katanya kepada Mongabay.

Selain desinfektan alami, masyarakat adat juga memanfaatkan berbagai tanaman sebagai peningkat daya tahan tubuh mereka. Seperti masyarakat adat di Komunitas Dayak Kanayan, Kalimantan Barat, yang selama ini menggunakan akar pasak bumi, tanaman kulit kayu langsat, dan pucuk papaya untuk meningkatkan imunitas mereka.

Koordinator Tanggap Bencana Aliansi Masyarakat Adat (AMAN), Annas Radin Syarif mengungkapkan, sekjen AMAN mendorong komunitas adat untuk mengeksplorasi berbagai tanaman obat guna meningkatkan imunitas tubuh mereka. Terlebih lagi, masyarakat sudah berpengalaman memanfaatkan tanaman di hutan untuk mencukupi kebutuhan obat mereka.  “Minimal masyarakat adat memiliki imunitas supaya memperkecil kemungkinan terdampak Covid-19," ujar Annas kepada Katadata.

Annas menambahkan, masyarakat adat memiliki kerentanan yang tinggi terhadap Covid-19, sebab banyak yang menganut tradisi hidup berkelompok. “Mereka awalnya belum mengenal bahaya Covid-19. Sekjen terus mensosialisasikan bahaya Covid-19 untuk meningkatkan kewaspadaan mereka.” 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...