Pemuda Adat Pulang Kampung

Fitria Nurhayati
Oleh Fitria Nurhayati - Tim Riset dan Publikasi
26 Maret 2021, 20:23
Artikel AMAN
Sumber: BPAN

Di banyak wilayah adat, konflik antara masyarakat adat dan perusahaan masih terjadi. Tak terkecuali di desa-desa adat di sekitar Danau Toba, Sumatra Selatan. Di antaranya Desa Sihaporas, Desa Matio, Desa Napa, Desa Ranggigit, dan Desa Parmonongan. Sejak 1992 hingga sekarang, Masyarakat adat harus berhadapan dengan perusahaan yang mengalihfungsikan lahan yang sudah turun temurun mereka kelola menjadi perkebunan untuk industri pulp dan kertas.

Akibatnya, mata pencaharian masyarakat adat terganggu dan ritual adat pun tak bisa dilakukan seperti sebelumnya. Di antara masyarakat adat yang melawan, terdapat barisan pemuda adat. Menurut Ketua Umum Barisan Pemuda Adat Nusantara, Jacob Siringoringo, pemuda adat merupakan garda terdepan dalam mempertahankan wilayah adat.

“Berangkat dari kesadaran untuk berjuang demi hak hidup dan masa depan. Kalau ada orang datang memancing perlawanan, harus kita hentikan,” ujarnya. 

Konflik alih fungsi lahan tidak hanya terjadi di Sumatra Utara, tapi dari ujung timur sampai ujung barat Indonesia. Perbedaannya, menurut Jacob, pihak yang berkonflik saja yang berbeda, ada yang menghadapi perusahaan sawit, tambang, atau pulp dan kertas, dan lain-lain. 

Sebelum 2012, gerakan perlawanan dilakukan secara sporadis; kewilayahan, teritori, dari kampung ke kampung. Melihat signifikansi gerakan yang dilakukan, Abdon Nababan yang kala itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mengusulkan pembentukan organisasi sayap AMAN khusus untuk pemuda adat. Organisasi tersebut diberi nama Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) yang berdiri pada 2012.

Artikel AMAN
Pemuda adat berkumpul untuk melaksanakan sekolah adat. (Sumber: BPAN)

Selain untuk mengkoordinasikan gerakan perlawanan di berbagai wilayah, BPAN dibentuk sebagai penempaan generasi penerus. Agar para pemuda adat belajar berorganisasi, menimba pengalaman untuk memimpin masyarakat adat dalam lingkup yang lebih luas.

Persoalannya, jumlah pemuda di kampung adat berkurang secara signifikan setiap tahunnya. Banyak dari pemuda adat memilih untuk merantau ke kota, melanjutkan sekolah atau mencari kerja. Adapun kondisi di kampung masih sama saja, konflik dengan perusahaan masih saja ada. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...