Restrukturisasi Dorong Ekosistem BUMN Jadi Lebih Fokus

Image title
Oleh Shabrina Paramacitra
12 Mei 2022, 10:44
Menteri BUMN Erick Thohir terus merestrukturisasi perusahaan milik negara. Kementerian BUMN telah membuat klaster-klaster yang mengerucutkan kolaborasi perusahaan sesuai bidang usahanya masing-masing.
ANTARA FOTO/Fauzan/tom.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan seorang penumpang pesawat Pelita Air, Kamis (28/4/2022). Melalui sejumlah restrukturisasi, Kementerian BUMN terus melakukan transfomasi pada perusahaan-perusahaan milik negara.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengerucutkan jumlah BUMN sehingga kini semakin ramping. Hal ini imbas dari restrukturisasi yang dilakukan Kementerian BUMN dengan memangkas sejumlah perusahaan milik negara.

Berkat aksi tersebut, jumlah BUMN berkurang, dari 118 perusahaan pada 2016 menjadi 41 perusahaan pada Maret 2022.

Erick mengungkapkan, aksi restrukturisasi tak berhenti sampai di sini. “Kami akan terus mendorong konsolidasi BUMN dari 41 perusahaan ke 30. Ini perlu waktu, karena itu, di masa kepemimpinan saya akan fokus dari 41 menjadi 37 BUMN,” ujarnya, Kamis (18/3/2022).

Restrukturisasi ini dilakukan untuk memfokuskan BUMN pada usaha-usaha yang strategis, serta mendatangkan pertumbuhan laba. Ke-41 BUMN yang ada kini terbagi dalam 12 klaster yang dikelompokkan berdasarkan bisnis inti tiap-tiap perusahaan. Kedua belas klaster tersebut adalah:

  1. Industri energi dan migas
  2. Industri pengelolaan pertambangan mineral dan batu bara (minerba)
  3. Industri perkebunan dan kehutanan
  4. Industri pangan dan pupuk
  5. Industri kesehatan
  6. Industri manufaktur
  7. Jasa keuangan
  8. Asurasi dan dana pensiun
  9. Jasa telekomunikasi dan media
  10. Jasa infrastruktur
  11. Jasa logistik
  12. Jasa pariwisata dan pendukungnya

Transformasi BUMN ini juga membentuk ekosistem-ekosistem BUMN yang fokus pada berbagai sektor. Contohnya, ekosistem ultra mikro, yang terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani.

Ekosistem ini dibuat untuk meningkatkan proporsi permodalan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dari 20 persen menjadi 30 persen. Hal tersebut dilakukan melalui Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum).

Layanan Senyum yang merupakan gabungan kerja dari tiga perusahaan dapat menyalurkan permodalan sekaligus mengefisiensikan biaya operasional.

Kemudian ada pula ekosistem perbankan syariah yang menggabungkan PT Bank Negara Indonesia Syariah, PT Bank Syariah Mandiri serta PT Bank BRI Syariah Tbk ke dalam satu cangkang, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Setelah merger dilakukan, kini BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia, sekaligus terbesar ke-11 di dunia.

Ekosistem lain yakni pemberdayaan pertanian. Melalui Program Makmur, PT Pupuk Indonesia melakukan pendampingan budi daya tani melalui ekosistem yang terintegrasi.

Senior Project Manager Program Makmur Pupuk Indonesia Supriyoto menjelaskan, program ini sebelumnya bernama Agrosolution. Program ini dirintis sejak akhir 2020 lalu.

“Program ini kolaborasi dari multi-stakeholder, mulai dari perbankan, produsen pupuk, penyedia agro input, sampai pemerintah daerah, petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), hingga asuransi. Dan, tentunya juga offtaker, atau pihak yang membeli hasil panen petani, baik BUMN maupun swasta,” kata Supriyoto di sela-sela peluncuran Makmur, Sabtu (8/8/2021).

Program Makmur telah meningkatkan produktivitas komoditas jagung hingga 42 persen, serta padi 34 persen. Begitu juga dari sisi keuntungan. Para petani jagung yang terlibat dalam program ini mencatat kenaikan laba hingga 52 persen, sementara petani padi sebesar 41 persen.

Ekosistem lainnya adalah ID Food. Holding BUMN pangan ini diciptakan untuk mengintegrasikan produktivitas pangan dan kesejahteraan petani. Pengerjaannya dilakukan dari hulu ke hilir. Terakhir, ada Indonesia Journey (InJourney) sebagai ekosistem BUMN di bidang pariwisata.

Perampingan serta kolaborasi antar perusahaan pun telah melejitkan raupan laba BUMN. Hal itu juga ditambah dengan penutupan perusahaan yang tak lagi beroperasi dan mencatat kerugian.

“Hasilnya bisa dirasakan sama-sama, laba bersih seluruh BUMN tadinya Rp 13 triliun, sekarang menjadi Rp 90 triliun. Ini loncatan luar biasa,” ujar Erick.

(Tim Riset Katadata)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...