Saatnya Melepaskan Label “Indonesia Negeri Kaya Minyak”

Dini Hariyanti
3 September 2022, 12:07
Waktunya negeri ini melepaskan diri dari stigma tak tepat yang menyebut bahwa Indonesia adalah negeri kaya minyak, sehingga BBM harus terus dijual murah.
ANTARA FOTO/Didik Suhartono/aww.

Stigma bahwa Indonesia adalah negara kaya minyak dan gas (migas) dinilai tak lagi tepat disematkan kepada Indonesia. Pasalnya, produksi minyak di Tanah Air terpantau terus menurun, khususnya sejak 1998. 

Sejak 2003, Indonesia justru menjadi net importer minyak lantaran menyusutnya produksi tetapi konsumsi terus bertambah. Dengan kata lain, untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri, Indonesia malah bergantung kepada minyak impor. 

"Harus kita sadari tanpa adanya perubahan mindset dan kemauan untuk keluar dari zona nyaman (jargon; Indonesia adalah negeri kaya minyak), upaya-upaya yang ada hanya menjadi business as usual," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dikutip media saat membuka 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas secara virtual, Jakarta, Rabu (2/12/2020).

Lebih jauh, selama sepuluh tahun terakhir, impor minyak Indonesia rerata 109 juta barel. Negeri ini juga mengalami defisit impor sekitar 35,17 juta barel khususnya selama 2016 – 2021. 

Kegiatan impor tersebut disebabkan, dengan kapasitas operasional kilang berkisar 800 ribu barel per hari (bph), output alias realisasi produksi minyak mentah sekitar 660 ribu bph saja. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengimpor minyak mentah dan produk-produk olahannya, seperti BBM. 

Apabila digunakan asumsi kisaran produksi minyak 700 bph maka cadangan minyak terbukti di Tanah Air cuma bisa memenuhi kebutuhan sekitar sembilan tahun saja. 

Pasalnya, pada 2021, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa cadangan minyak Indonesia sebesar 3,95 miliar barel. Cadangan ini terdiri atas 2,25 miliar cadangan terbukti dan 1,7 miliar cadangan potensial.

 Jumlah cadangan tersebut turun jauh dari 7,73 miliar barel pada 2011. Saat itu, cadangan terbukti tercatat sebesar 4,04 miliar barel dan cadangan potensial 3,69 barel.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...