Tren Digital Menyebar di Berbagai Provinsi di Indonesia

Image title
Oleh Alfons Yoshio - Tim Riset dan Publikasi
12 April 2022, 15:44
Adaptasi digital berjalan di sejumlah provinsi di Indonesia.
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym.
Warga melakukan pembayaran menggunakan fitur pemindai QRIS di Pasar Nyanggelan, Desa Panjer, Denpasar, Bali, Jumat (1/4/2022).

Terjadi pemerataan daya saing digital antarprovinsi di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu kesimpulan dari laporan East Ventures - Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022.

Minimnya kesenjangan daya saing digital antarprovinsi disimpulkan dari menyempitnya jarak provinsi dengan nilai tertinggi dan terendah. Dalam EV-DCI 2022 selisih skor provinsi tertinggi (DKI Jakarta 73,2) dan terendah (Papua 24,9) yaitu 48,3. Bandingkan dengan periode 2020 dan 2021, masing-masing 61,9 dan 55,6.

Lima provinsi dengan skor daya saing digital tertinggi memang masih dari provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa. Namun provinsi seperti Bali, Kalimantan Timur, Kep. Riau, dan Sulawesi Selatan juga tidak jauh tertinggal dan masuk dalam daftar 10 besar.

Hal ini di antaranya disebabkan juga oleh berkembangnya tren digital di daerah. Perkembangan tren digital ini mengarah ke pembentukan ekonomi digital berkelanjutan yang tersusun setidaknya dari tiga hal. Pertama, masyarakat digital yang mencakup adaptasi digital dan dan kemampuan digital daerah. Kedua, aktivitas bisnis digital dan terakhir, penerapan pemerintahan digital lewat platform e-government.

Tingkat adaptasi digital secara nasional meningkat cukup drastis dalam tiga tahun terakhir. Data yang dihimpun Hootsuite bersama dengan We Are Social menunjukkan pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa atau sekitar 74 persen dari populasi. Angka ini naik dari 2020 (175,4 juta jiwa) dan 2019 (150 juta jiwa).

Sementara untuk melihat kemampuan digital, indeks literasi digital yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bisa menjadi rujukan. Dari daftar tersebut, tingkat literasi digital dipegang oleh Provinsi D.I. Yogyakarta. Menariknya terkait kemampuan digital, daerah Kep. Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Barat, dan Gorontalo melengkapi lima besarnya. Artinya kemampuan digital masyarakat di Indonesia tidak terpusat hanya di Pulau Jawa.

Terkait dengan aktivitas bisnis digital, berdasarkan laporan EV-DCI 2022 pilar kewirausahaan dan produktivitas, yang mencakup rasio pemanfaatan internet untuk menunjang pekerjaan, juga meningkat drastis. Skor secara nasional untuk pilar ini sebesar 23,6, naik dari 13,5 (2021) dan 8,4 (2020).

Provinsi seperti Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur secara aktif memberikan pelatihan digital untuk memacu tren digital dalam pemanfaatannya di dunia profesional. Sementara provinsi seperti Kalimantan Timur menjadi tempat lahirnya sejumlah startup baru yang juga mendukung adaptasi digital oleh pekerja.

Sementara untuk melihat kemampuan digital, indeks literasi digital yang diterbitkan Kominfo bisa menjadi rujukan. Dari daftar tersebut, tingkat literasi digital dipegang oleh Provinsi D.I. Yogyakarta. Menariknya terkait kemampuan digital, daerah Kep. Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Barat, dan Gorontalo melengkapi lima besarnya. Artinya kemampuan digital masyarakat di Indonesia tidak terpusat hanya di Pulau Jawa.

Terkait pemanfaatan teknologi untuk produktivitas dan kewirausahaan juga banyak daerah yang mendorong pelatihan digital. Di D.I. Yogyakarta misalnya, lewat kerja sama dengan Kominfo, beragam kegiatan dan program berlabel penguatan kemampuan digital banyak dilaksanakan, misalnya pengembangan Institut Digital Nasional University (IDN-U). 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...