Asa di Balik Tumpukan Sampah dari Siti Salamah

Padjar Iswara
Oleh Padjar Iswara - Tim Riset dan Publikasi
5 April 2022, 01:00
Pejuang pengolah sampah
Astra
Volunteer Waste Solution Hub tengah membagikan makanan kepada warga Lapak Pemulung Jurang Mangu Timur, Tangerang Banten.

Terik sinar matahari tepat di atas kepala, menambah peluh seorang pria yang tengah bekerja. Dengan menggendong keranjang, membawa tongkat besi lengkap dengan topi capingnya, berulang kali ia mengobrak-abrik tumpukan sampah, berharap menemukan barang bernilai agar dapat terus mengepulkan asap di dapurnya.

Itulah gambaran seorang pemulung yang mengais rezeki yang kita kenal sebagai pejuang pengolah sampah. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya sampah untuk dijual demi memperoleh penghasilan bagi keluarganya.

Advertisement

Di kota besar, tak jarang kita disuguhkan dengan pemandangan perempuan, anak-anak hingga lansia menyandang keranjang dan menyusuri jalan, mencari rejeki dengan memulung. Jangankan bersekolah, ketiadaan biaya pada akhirnya memaksa anak-anak di bawah umur turut berjibaku dengan sampah demi memenuhi kebutuhan hidup.

Sadar atau tidak, banyak dari kita yang merasa iba dengan profesi yang mereka jalankan. Tapi tak banyak dari kita yang tergerak untuk melakukan aksi nyata membantu memerhatikan kesejahteraan mereka.

Adalah sosok Siti Salamah yang tak asing di kalangan pemulung di kota Tangerang Selatan, Banten. Selama bertahun-tahun Siti mendedikasikan diri untuk mendampingi ribuan pemulung di Jurang Mangu Timur mulai pendidikan hingga pemberdayaan ekonomi.

Penerima Apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021 Kategori Kelompok Siti Salamah.
Penerima Apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021 Kategori Kelompok Siti Salamah. 


Wanita berusia 34 tahun ini memulai aktivitasnya di lapak pemulung sejak 2015. Awalnya Siti mendirikan Rumah Pohon yang dulunya bernama Taman Maghrib Mengaji. Siti membantu anak pemulung mendapatkan pendidikan nonformal sekaligus spiritual yang berdampak baik pada karakter mereka.

Melalui Rumah Pohon, Siti juga melakukan pengembangan masyarakat. Bersama dengan rekan-rekannya, Siti membina para ibu pemulung agar mampu bersaing dan mandiri.

“Pemulung harus diberdayakan untuk mengubah stigma negatif dan menaikkan taraf hidup mereka yang terpinggirkan dan termarjinalkan”, ujar penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 Kategori Kelompok dari Astra Siti Salamah.

Pada 2018, Siti bersama sejumlah rekannya mendirikan Waste Solution Hub, penyedia solusi pengolahan sampah terintegrasi. Waste Solution Hub atau WasteHub memberdayakan kaum marjinal terutama pemulung dalam program layanannya dan hadir memberi kesempatan kepada para pemulung untuk mendapatkan binaan dan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih baik.

Model Kelola WasteHub memotong proses yang bisa dipersingkat. Selama ini sampah dari rumah diambil pemulung untuk diserahkan kepada lapak, kemudian dijual ke tempat besar melewati empat hingga lima pengepul kakap.

Harga sampah plastik biasanya berkisar Rp2.000 per kilogram. Adapun di industri besar bisa sampai Rp5.000 per kilogram sehingga dengan proses yang dipersingkat, margin sebesar dua kali lipat tersebut bisa langsung masuk ke kantong para pemulung. Hal tersebut pada akhirnya membawa para pemulung di Jurang Mangu Timur ke level yang lebih baik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement