Gandeng Petani, Tiga Bisnis ini Jadi Primadona di Mancanegara

Padjar Iswara
Oleh Padjar Iswara - Tim Publikasi Katadata
4 Agustus 2021, 11:05
BNI #2 Agustus
BNI

Dari petani untuk petani, begitulah cerita bagaimana tiga pemuda Indonesia memberdayakan masyarakat dan mengharumkan nama besar Indonesia di pasar internasional.  Dengan mengolah hasil pertanian, ketiganya mampu menaklukan dan berbisnis di kancah global, siap memberikan inspirasi bagi pelaku usaha dalam negeri lainnya yang ingin melebarkan sayapnya ke luar negeri.

Sosok tersebut adalah Trisila Juwantara selaku Founder Yuasafood, pionir budidaya tanaman Carica, pengolahan carica, wisata alam, wisata edukasi serta kewirausahaan yang sukses membuka banyak peluang pekerjaan dan mencetak ratusan wirausaha baru di Wonosobo.

Trisila tidak mau sukses sendiri karena itu ia membentuk kluster-kluster usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) untuk mengolah carica. Dia menggandeng Dinas Koperasi setempat dan kelompok pemuda desa di Dieng. UMKM inilah yang kemudian menyerap pasokan carica yang berlebih dari petani.

Multiplier effect ini kami coba lakukan sehingga buah carica bisa menjadi icon, tidak hanya bagi Wonosobo tetapi Jawa Tengah dan Nasional,” ujarnya dalam Festival Ide Bisnis by Xpora BNI, Senin (3/7/2021).

Hal ini beralasan, karena Trisila memiliki visi untuk menciptakan produk makanan berbahan baku lokal dengan standar kualitas dan pemasaran global. Yuasafood telah mengekspor ke Thailand, Malaysia, Singapura pada 2016-2019 masing-masing sebanyak satu container (8 ton bahan jadi) dalam bentuk frozen dan kemasan.

Lewat Coklat, Angkat Ekonomi Petani Daerah

Kisah Kadek Surya Prasetya Wiguna selaku pemilik Cau Chocolates Bali juga tak kalah menarik. Kadek, memiliki cita-cita mulia untuk melihat petani Bali yang selama ini terkenal relatif miskin, menjadi memiliki harapan yang lebih baik untuk penghidupan mereka, melalui pertanian kakao fermentasi organik yang diajarkan olehnya.

Kini, Cau Chocolates bekerja sama dengan ratusan petani kakao di seluruh Bali, untuk menghasilkan biji kakao organik berkualitas tinggi, melalui proses fermentasi.

Di Kabupaten Tabanan lebih dari 15 kelompok tani dengan anggota tidak kurang dari 20 orang petani kakao setiap kelompok, sebagai mitra Cau Chocolates dalam menghasilkan biji kakao organik terfermentasi. Sementara di Kabupaten Jembrana, Cau Chocolates juga bekerja sama dengan sebuah koperasi Tani yang bernama Koperasi KSS yang beranggotakan lebih dari 600 orang petani.

PT Cau Chocolates International didirikan Kadek pada Desember 2014 dan mulai beroperasi pertengahan 2016. Perusahaannya mulai mengekspor produk chocolate ke New Zealand, Australia, Singapura, Malaysia, dan sedang mempersiapkan diri untuk melakukan ekspor ke Amerika.

“BNI Xpora sangat membantu kami. Bagaimana BNI menyiapkan kantor cabang di luar (negeri) sehingga dapat bekerja sama dengan UMKM untuk mendapatkan pasar di luar negeri,” ungkap Kadek.

Bangga, Kopi Khas Tanah Pasundan di Empat Benua

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...