Transformasi Himbara Dongkrak Kinerja Perekonomian

Padjar Iswara
Oleh Padjar Iswara - Tim Riset dan Publikasi
21 Februari 2022, 20:55
Bank BUMN
Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi Bank Himbara

Transformasi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dinilai mampu menjadi motor pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi.

Peran proaktif bank-bank pelat merah pun diharap dapat tetap berlanjut tahun ini guna memulihkan sekaligus membantu ekspansi para pelaku bisnis. 

Himbara pun berhasil mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2021. Kelompok bank milik pemerintah yang terdiri atas BRI, Mandiri, BNI dan BTN secara total mampu meraup laba sebesar Rp72,05 triliun pada akhir Desember 2021. Pencapaian ini tercatat melesat 78,06 persen dari perolehan laba 2020 sebesar Rp40,34 triliun. 

Apabila dirinci, secara total sepanjang 2021, BRI mampu mencetak laba sebesar Rp30,76 triliun, Mandiri Rp28,03 triliun, BNI Rp10,89 triliun dan BTN mampu menyumbang laba senilai Rp.2,37 triliun. 

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakan, kinerja Himbara tergolong sangat positif. Terlebih, Himbara memiliki tugas sebagai agent of development, sehingga dituntut oleh masyarakat untuk menjadi pionir dalam menggairahkan sektor riil. 

Bank-bank milik pemerintah ini aktif mencari ceruk pertumbuhan berkualitas di masa pandemi agar penyaluran dapat tumbuh lebih positif pada tahun kedua pandemi. 

Hal ini pula yang akhirnya berdampak pada penyerapan tenaga kerja kembali guna meningkatkan kembali kapasitas produksi industri, sekaligus memulihkan daya beli masyarakat. 

Caranya bank pemerintah wajib mengucurkan kredit ke sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.  “Untuk itu, bank pemerintah suka tak suka harus menyalurkan kredit ke sektor manufaktur, pertanian, dan infrastruktur,” katanya, Senin (21/2/2022). 

Sebagai gambaran, BNI misalnya, bank yang diberi mandat sebagai bank milik pemerintah yang go global. Paul berpendapat, sejatinya spesialisasi bisnis BNI di segmen perdagangan internasional (trade finance) sudah berjalan lama.

Hal ini didukung dengan minimal enam kantor cabang luar negeri. Sebut saja, New York, Tokyo, London, Hong Kong, Singapura, dan Seoul.

"Apalagi jumlah kantor cabang luar negeri akan terus bertambah sebagai sayap bisnis internasional,” kata dia. 

Adapun Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat investasi yang tidak mura menjadi tantangan terbesar bagi Himbara ke depan, khususnya bagi yang baru mempunyai anak usaha bank digital.  

Pasalnya, investasi diperlukan tidak hanya untuk pegembagan aplikasi tapi juga user experience dan.  “Bank BUMN yang punya anak usaha bank digital pada tahun-tahun awal biaya operasionalnya meningkat signifikan, modal yang dibutuhkan untuk investasi dari bank konvensional,” kata Bhima. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...