BSI Kembangkan Industri Makanan dan Minuman Halal

Untuk mendukung industri makanan dan minuman halal, Bank Syariah Indonesia (BSI) membantu melalui pembiayaan tepat guna dan sasaran
Padjar Iswara
26 September 2022, 22:18
BSI Kembangkan Industri Makanan Minuman Halal
BSI

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI terus berupaya membangun Islamic Ecosystem di Indonesia. Salah satunya dengan menjadikan industri makanan dan minuman halal sebagai sektor halal prioritas untuk dikembangkan melalui pembiayaan tepat guna dan tepat sasaran.

Direktur Treasury & International Banking BSI, Moh. Adib, dalam diskusi daring bertema “Membangun Industri Makanan & Minuman Halal Dalam Negeri serta Dukungan Perbankan Syariah” yang diselenggarakan oleh BSI Institute, Senin (26/9), mengatakan, status Indonesia sebagai the largest muslim population in the world tentunya menjadi berkah tersendiri.

Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk dapat menjadi prominent leader dan key player. Bahkan menjadi trend setter dalam berbagai upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di kancah global.

Besarnya potensi bisnis industri makanan dan minuman halal ini menjadikan industri tersebut salah satu sektor halal prioritas untuk dikembangkan terlebih dahulu.

Tidak hanya dari sudut pandang besarnya kebutuhan atau demand akan produk makanan dan minuman halal,” kata Adib,”tetapi juga karena pengembangan sektor makanan dan minuman ini menjadi salah satu upaya dalam mendukung penguatan ketahanan pangan.”

Indonesia saat ini menempati urutan ke-4 dalam indikator ranking ekonomi Islam dunia dari laporan State of the Global Islamic Economy Report 2022.

Sementara itu, besarnya potensi ekonomi syariah di Indonesia terbukti dengan nilai industri halal Indonesia, khususnya industri makanan dan minuman.

Berdasarkan laporan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022, industri makanan dan minuman memiliki market size terbesar di dunia, yaitu mencapai U$135 miliar atau sekitar  Rp1.958 triliun.

Namun, Indonesia masih berada pada posisi kedua di bawah Malaysia pada pemeringkatan segmen halal food pada Global Islamic Economy Indicator Score 2022.

Pengembangan industri makanan dan minuman halal di Indonesia bukanlah tanpa tantangan. Saat ini, industri pengolahan nasional secara umum masih bergantung pada impor.

Sekitar 71% dari total impor Indonesia merupakan impor bahan baku dan barang antara atau pendukung industri pengolahan, termasuk pengolahan makanan dan minuman.

Bagi industri pengolahan makanan, ketergantungan atas bahan baku impor akan memunculkan isu terjamin atau tidaknya kehalalan bahan baku tersebut.

Hal ini tidak sejalan dengan pengembangan industri makanan dan minuman halal yang sangat bergantung pada halal tidaknya seluruh proses produksinya, termasuk jaminan halal di sepanjang supply chain dari hulu hingga ke hilirnya.

Sejatinya, pengembangan industri halal ini dapat direalisasikan dengan mengurangi ketergantungan impor dan membangun industrinya dari hulu ke hilir di dalam negeri.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...