Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu
Pesona Wisata Alam Lombok
Tidak hanya destinasi laut, Lombok menyuguhkan pesona pegunungan Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu di kaki Gunung Rinjani.
Penulis : Hanna Farah Vania
22 Mei 2023
Penulis : Hanna Farah Vania
22 Mei 2023
Gunung Rinjani tampak kokoh menjulang diselimuti gumpalan awan putih yang dinaungi langit biru. Hamparan sawah dan perkebunan, serta hawa segar menyambut pengunjung dalam perjalanan menuju Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu pada Selasa (24/1).
Wisata air terjun yang berada di Desa Aik Berik, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini diperkenalkan sejak 2005. Air terjun ini memiliki keistimewaan sebagai salah satu pintu masuk pendakian Gunung Rinjani.
Panorama Gunung Rinjani dalam perjalanan menuju Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu, Desa Aik Berik, Lombok Tengah. (Hanna Farah Vania/Katadata)
Panorama Gunung Rinjani dalam perjalanan menuju Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu, Desa Aik Berik, Lombok Tengah. (Hanna Farah Vania/Katadata)
Untuk menuju air terjun, jika berangkat dari Kota Mataram yang berjarak 33,5 km, wisatawan memerlukan waktu kurang lebih satu jam menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan jika berangkat dari Kota Praya yang berjarak tempuh 26,7 km, hanya memerlukan waktu 50 menit.
Ekowisata ini memiliki tiga pintu masuk. Pintu utama menjadi pertanda pengunjung memasuki kawasan Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu. Dua lainnya adalah pintu masuk menuju Benang Stokel dan pintu masuk menuju Benang Kelambu.
Sesampainya di pintu masuk utama, pengunjung membayar parkir dan tiket masuk di kantor Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Benang Stokel (Benstol). Kelompok ini merupakan pengelola ekowisata bersama Koperasi Jasa Wisata Syariah Benang Stokel.
“Pengunjung domestik cukup membayar Rp 5 ribu dan pengunjung mancanegara Rp 10 ribu. Untuk biaya parkirnya Rp 10 ribu untuk mobil dan Rp 5 ribu untuk motor,” ucap Ketua Koperasi Jasa Wisata Syariah Benang Stokel Humaidi kepada Katadata, Selasa (24/1).
Sebelum memasuki kawasan Benang Stokel, pengunjung melewati berbagai warung makan di kanan dan kiri jalan. Harga makanannya berkisar Rp 25-100 ribu.
Menunya beragam. Hidangan ayam taliwang, sate ayam bumbu kacang dengan bakaran daging khas bumbu Lombok, hingga aneka nasi goreng akan memanjakan lidah pengunjung. Ketika musim panen, durian hasil hutan juga dijual di sana. Harganya sekitar Rp 40 ribu per buahnya.
Setelah menyusuri warung makan, ada pos ojek dan pemandu yang siap mengantar. Biaya ojek sekitar Rp 35 ribu. Pengunjung akan ditemani hingga selesai bermain di kedua air terjun.
“Di sini ojek juga bisa menjadi guide. Pengunjung akan dipandu menyusuri hutan menuju air terjun,” Humaidi menjelaskan.
Menuju air terjun, pengunjung dapat melakukan trekking ringan. Pemandu menceritakan berbagai hal selama perjalanan. Seperti legenda di kawasan air terjun dan mengedukasi pengunjung akan pentingnya pelestarian alam.
“Biaya jasa guide Rp 50 ribu. Untuk mengedukasi para tamu, ojek dan guide kami khususnya yang laki-laki, memakai pakaian khas Lombok,” tutur Humaidi.
Para guide laki-laki menggunakan cappuq atau ikat kepala yang mirip dengan adat Bali. Bedanya, ikatannya menghadap ke atas sebagai penghormatan kepada Tuhan. Mereka juga menggunakan kain bernama leang yang dililit di pinggang. Kain ini memiliki filosofi sebagai lambang semangat dalam bekerja dan berkarya.
Menjelajahi lebih dekat keasrian
Benang Stokel dan Benang Kelambu
Tidak jauh dari pintu utama, pengunjung memasuki pintu masuk menuju Air Terjun Benang Stokel. Selanjutnya menyusuri hutan sepanjang kurang lebih 250 meter.
Lutung atau monyet abu-abu terlihat berjalan dan menyeberangi jalur setapak. Meski begitu, mereka tidak mengganggu. Di tengah perjalanan, pengunjung akan menjumpai air terjun kecil yang digunakan untuk jumping spot.
Sesampainya di Benang Stokel, dua mata air besar yang membentuk air terjun terlihat di antara rimbunnya pepohonan yang tinggi. Seketika, kabut pun menyambut. Kabut datang dari hasil evaporasi air, lembabnya udara akibat hujan, dan suhunya yang sejuk karena berada di kaki gunung.
Ada tangga setapak yang membelah pepohonan dekat air terjun. Tangga ini merupakan jalan pintas menuju Benang Kelambu.
Ekowisata ini menjadi destinasi favorit wisatawan dari berbagai daerah. Salah satunya dari desa tetangga untuk sekadar mencari hiburan, seperti Ani bersama adiknya, Siti, dari Desa Setiling.
Berjarak 6,5 km dari rumah, mereka menempuh tidak kurang dari 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Keluarga ini mengunjungi air terjun paling tidak sebulan sekali.
“Air terjun ini sudah menjadi hiburan sehari-hari karena jaraknya dekat dengan rumah kami,” ucap Ani kepada Katadata, Rabu (25/1).
Pemandangan Air Terjun Benang Stokel. (Hanna Farah Vania/Katadata)
Pemandangan Air Terjun Benang Stokel. (Hanna Farah Vania/Katadata)
Setelah dari Benang Stokel, Ani dan pengunjung lainnya menuju Benang Kelambu. Adapun jarak pintu masuk Benang Kelambu dari pintu masuk utama sekitar 800 meter. Sehingga, banyak pengunjung yang menyewa ojek untuk menuju pintu masuk Benang Kelambu.
Untuk merasakan gemericik air terjun, pengunjung menyusuri 185 anak tangga dari pintu masuk Benang Kelambu. Namun, rasa lelah sepadan dengan keteduhan lebatnya pepohonan dan mata air kecil yang keluar dari tiap sisi tangga.
Iringan kicauan burung rengganis, kutilang, kecial kuning, musang rinjani, dan hewan lainnya meramaikan perjalanan. Namun, berbeda dengan Benang Stokel, lutung jarang ditemukan di Benang Kelambu.
Uniknya, Benang Kelambu sendiri tidak bersumber dari sungai. Mata airnya keluar langsung dari tanah. Bentuknya menyerupai tirai sehingga disebut kelambu.
“Air terjun ini juga masuk ke dalam kawasan Geopark Gunung Rinjani yang diakui oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization),” kata Humaidi.
Pemandangan Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik, Lombok Tengah, dengan air yang turun menyerupai tirai. (Hanna Farah Vania/Katadata)
Pemandangan Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik, Lombok Tengah, dengan air yang turun menyerupai tirai. (Hanna Farah Vania/Katadata)
Airnya segar dan jernih, bahkan dapat diminum secara langsung. Tidak heran, air terjun ini menjadi salah satu sumber air di Lombok Tengah yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Ardhia Rinjani.
Benang Kelambu dilengkapi dengan jembatan yang dijadikan spot berfoto. Lokasi ini memiliki posisi terbaik untuk memotret pemandangan Air Terjun Benang Kelambu secara menyeluruh.
Selain itu, pengunjung dapat berkemah di bibir sungai kecil yang dialiri air terjun. Demi kenyamanan pengunjung, pengelola juga menyediakan toilet dan tempat ganti pakaian.
Keunikan Benang Kelambu
Menarik Hati Pengunjung
Untuk mempertahankan nilai-nilai budaya setempat, pengunjung tidak dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang terlalu terbuka. Perempuan yang memakai bikini akan diberikan balutan kain yang dipakai saat berenang. Bebonjan namanya.
“Syukurnya pengunjung yang datang selalu menghargai budaya kami. Mereka justru senang menggunakan Bebonjan,” kata Humaidi.
Meski hanya semalam di Lombok, Ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Samarinda Agus Sakhlan bersama kawan-kawan touring-nya sempat menyambangi Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu. Agus mengetahui ekowisata ini dari internet.
Upayanya mengirimkan motor-motor besar dari Samarinda menuju Surabaya, lalu Lombok sungguh terbayar. “Ternyata, air terjunnya sangat indah dan betul-betul sesuai ekspektasi,” katanya kepada Katadata, Rabu (25/1).
Di hari itu, Benang Stokel dan Benang Kelambu ramai pengunjung. Mereka berdatangan dari berbagai daerah.
Beatrix datang jauh-jauh dari Jerman bersama temannya, Dominique. Mereka menempuh perjalanan 1 jam dari penginapan di dekat Pantai Selong Belanak, Lombok Tengah.
Mereka langsung jatuh cinta sejak pertama kali menapaki Benang Kelambu. Tidak hanya itu, berkendara sepeda motor di tengah hutan merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi mereka.
“Guide kami sangat ramah dan berpengalaman saat mengendarai motor, sehingga kami merasa aman berwisata di sini,” Beatrix menceritakan pengalamannya.
Pengelolaan Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu berbasis masyarakat Desa Aik Berik membuat hutan di sekitarnya tetap lestari. Berlokasi di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Aik Berik, pengelola air terjun terus mengusahakan kelestarian hutan demi debit air yang tetap deras.
“HKm seluas 842 ha ini akan terus kami lestarikan dengan terus mengembangkan jasa lingkungan dengan memisahkan zona yang bisa dimanfaatkan dan zona yang harus dilindungi,” kata Humaidi.
Koordinator | Fitria Nurhayati |
Editor | Padjar Iswara, Jeany Hartriani, Rezza Aji Pratama, Fitria Nurhayati |
Konten | Ardhia Annisa Putri, Carolus Bregas Pranoto, Fitria Nurhayati, Hanna Farah Vania, Muhammad Taufik Nandito |
Infografik | Ajeng Ayu Pertiwi, Andrey Rahman Tamatalo, Aris Luhur, Very Anggar Kusuma, Wahyu Risyanto, Zulfiq Ardi Nugroho |
Desain & Development | Firman Firdaus, Rizqi Rahmansyah, Daffa Ridho Alfarisi, Farizan Kazhimi |
Multimedia | Benny Chandra Gea, Danu Yusuf Anggara Rusli, Ezra Damaraputra, Febrian Ramadan, Giswa Miraj Patanrey, Gun Gun Gunawan, Muhammad Zaenuddin, Wahyu Dwi Jayanto |