Antisipasi Bencana Akibat Cuaca Ekstrem, BNPB Siapkan Rp 850 Miliar

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menganggarkan dana senilai Rp 850 miliar untuk antisipasi potensi bencana. Dana tersebut merupakan Dana Siap Pakai (DSP) yang bisa digunakan untuk penanggulangan bencana, termasuk yang terjadi akibat cuaca ekstrem di seluruh Indonesia.
“Tidak hanya untuk bencana hidrometeorologi atau masa transisi musim saja, DSP ini juga berlaku untuk segala jenis bencana yang mungkin saja bisa terjadi hingga akhir tahun ini,” kata Agus Wibowo, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan resminya, Jumat (1/11).
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, awal musim hujan tahun ini mundur hingga baru akan terjadi pada November-Desember 2019 hingga puncaknya pada Januari-Februari tahun 2020.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, BMKG, Miming Saepudin, M.Si dalam Konferensi Pers bersama Pakar dan Tim Intelijen di Gedung Sutopo Purwo Nugroho, Graha BNPB Jakarta, 31 Oktober 2019.
(Baca: Cuaca Ekstrem, BMKG Peringatkan Potensi Bencana pada Pergantian Musim)
Dalam keterangannya, masyarakat diminta untuk mewaspadai adanya potensi bencana pada masa pergantian musim atau pancaroba. Di antara potensi bencana yang mungkin terjadi adalah, angin puting beliung, hingga gelombang tinggi di pesisir pantai. Selain itu, saat musim hujan, ada ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor.
Masyarakat juga diimbau agar mewaspadai risiko kesehatan akibat perubahan suhu dan cuaca ekstrem, termasuk hujan es.
Menurut perkiraannya, wilayah Indonesia yang akan memasuki awal musim penghujan dimulai dari bagian utara seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Papua bagian utara. "Aceh dan Sumatera Utara harus siaga banjir dan tanah longsor," kata Miming.
Dalam satu pekan ke depan, potensi hujan diprediksi akan terjadi di sejumlah wilayah seperti provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Papua.
Selain itu, gelombang tinggi akan terjadi di wilayah selatan dan barat daya Sumatera Selatan hingga wilayah selatan Jawa dengan perkiraan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter. Namun, BMKG memprediksi bahwa kondisi tersebut masih aman untuk penyeberangan laut.