Indonesia Perjuangkan Isu Ketahanan Pangan di WTO

Michael Reily
13 Desember 2017, 09:46
WTO
Kemendag
Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita memberikan pernyataan posisi Indonesia tentang perdagangan multilateral dan isu terkait pertanian pada Sesi Paripurna Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (KTM WTO) ke-11, di Buenos Aires, Argenti

Indonesia meminta World Trade Organization (WTO) segera menghasilkan solusi permanen untuk Public Stockholding for Food Security Purposes dan Special Safeguard Mechanism (SSM). Kedua isu harus dituntaskan untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam sektor perikanan dan pertanian, terutama di negara-negara berkembang.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan negara anggota WTO harus mempertimbangkan konsep pembangunan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan. "Bagi Indonesia, sektor pertanian memiliki peran strategis sebagai sumber penghidupan sebagain besar penduduk Indonesia," kata Enggar dalam keterangan resmi dari Argentina, Rabu (13/12).

Indonesia memimpin koalisi negara berkembang G33 yang meminta agar perjanjian dalam pertanian dan perikanan bisa disetujui tanpa harus menghilangkan komitmen pengurangan batas subsidi. Dengan Special Safeguard Mechanism (SSM), maka ekspor produk pertanian atau perikanan tertentu yang dihasilkan dengan sokongan subsidi dari negara akan terbebas dari sanksi bea masuk tambahan.

(Baca juga:  AS Berencana Cabut Fasilitas Bebas Bea Tiga Komoditas Indonesia)

Pasalnya, negara berkembang memberikan subsidi dengan pembelian pangan dengan batas terendah untuk mendukung petani dalam musim paceklik. Namun, negara maju yang juga eksportir komoditas pertanian dan perikanan menilai isu ketahanan pangan yang diangkat oleh negara-negara berkembang sebagai bentuk proteksi.

Menurut G33, penghitungan subsidi berdasarkan harga umum yang ada di pasaran tidak tepat karena kajiannya tidak sesuai dengan situasi dan kondisi negara berkembang. Oleh karena itu, Enggar meminta agar petani dan nelayan bisa tetap terlindungi dengan subsidi ketika terjadi kekurangan panen.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...