Indonesia Ingin Iran Turunkan Tarif dalam Perundingan Dagang

Michael Reily
29 September 2017, 20:40
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Perwakilan Indonesia dan Iran tengah menjalankan putaran keempat perundingan Preferential Trade Agreement (PTA). Perjanjian dagang untuk produk tertentu ini dilakukan sebagai upaya memperluas pasar ekspor ke negara nontradisional

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Atu Marthini menyatakan fokus perundingan kali ini adalah soal tarif. Menurutnya, Iran masih mengenakan tarif bea masuk yang cukup tinggi bagi produk ekspor Indonesia.

“Tingginya biaya ekspor ke Iran disebabkan oleh tingginya tarif Iran, serta transaksi pembayaran yang harus melalui pihak ketiga. Dengan adanya penurunan tarif, maka biaya untuk ekspor ke Iran akan berkurang,” kata Made yang juga Ketua Tim Perunding Indonesia, Kamis (29/9).

Made menyebut, Iran menetapkan rentang nilai tarif yang tinggi bagi Indonesia. Tercatat, struktur tarifnya sebesar dari 5% hingga 55%. Ada sepertiga bagian komoditas yang terkena tarif di atas 15%.

Selain itu, kedua negara juga membahas soal modalitas dan produk yang akan dimintakan penurunan tarifnya. Delegasi Iran dipimpin Deputy for Export Market Development, Iran Trade Promotion Organization, Ministry of Industry, Mines and Trade Mirhadi Seyedi.

Perundingan yang dilakukan pada 28-30 September 2017 ini merupakan tindak lanjut dari perundingan putaran ke-3 yang dilaksanakan pada 8-9 Juli 2017 lalu di Tehran, Iran. Sebelumnya, kedua negara lebih fokus untuk menyamakan persepsi dan membahas rancangan teks PTA yang menghasilkan kesepakatan beberapa pasal.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...