Listrik Tenaga Surya Makin Murah, Indonesia Masih Tertinggal

Image title
4 Januari 2017, 09:02
Panel Surya PLN
Donang Wahyu|KATADATA

Di banyak negara, biaya pemanfaatan tenaga surya untuk listrik kini sudah lebih murah ketimbang batubara. Dalam satu dekade, diprediksi akan ada lebih banyak negara yang menjadikan solar panel sebagai sumber energi utamanya. Bagaimana dengan Indonesia?

Sejak 2009 harga listrik tenaga surya telah merosot sampai 62 persen. Jenny Chase, Kepala Analisis Tenaga Surya dari New Energy Finance, menyatakan bahwa pada tahun 2025 biaya untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga surya akan mencapai 73 sen per watt, turun 36 persen jika dibandingkan dengan US$ 1,14 saat ini.

Advertisement

Prediksi lainnya datang dari Laboraturium Energi Terbarukan Departemen Energi Amerika Serikat, yang menyebut penurunan biaya dari US$ 1,2menjadi $ 1 per watt pada 2020. “Teknologi yang ada saat ini tentu akan semakin hemat nantinya,” kata kepala proyek, Donald Chung seperti dikutip Bloomberg

(Baca juga:  Jokowi Resmikan Tiga Proyek Pembangkit Panas Bumi Rp 6 Triliun)

Melihat tren yang ada, listrik tenaga surya dipastikan akan lebih murah ketimbang batubara, meski titik persilangannya berbeda di tiap nNegara. Di negara importir batubara seperti Brasil dan Eropa, tenaga surya bakal menyalip batubara sebagai sumber listrik termurah pada 2020. Di negara lain yang kaya batubara seperti Cina dan India, waktunya bisa lebih lama.

Bloomberg New Energy Finance memprediksi pada 2025, secara global tenaga surya bisa jadi lebih murah dari batubara. Hal itu berdampak pada makin rendahnya premi resiko pinjaman bank, dan karenanya mampu mendorong kapasitas produksi di berbagai lokasi.

Sampai saat ini total kumulatif kapasitas tenaga surya untuk seantero dunia mancapai 177.003 Megawatt. Jumlah itu cukup untuk menyuplai listrik untuk lebih dari 29 juta rumah. Lima negara yang paling banyak memanfaatkan tenaga surya antara lain: Jerman (38.250 Megawatt), Cina (28.330 Megawatt), Jepang (23.049 Megawatt), Italia (18.622 Megawatt), dan Amerika Serikat (18.317 Megawatt).

(Baca juga:  Inflasi Naik Akibat Tarif Listrik, Ekonomi 2017 Terancam Stagnan)

Tahun lalu, beberapa negara telah memecahkan rekor kontrak pengadaan pembangkit listrik tenaga surya termurah dengan harga kurang dari 3 sen per kilowatt-hour. Chile misalnya, menyepakati kontrak seharga 2,91 sen per kilowatt-hour, sedangkan lelang yang dilakukan Uni Emirat Arab berhasil mencapai angka 2,41 sen per kilowatt-hour.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement