Pemerintah akan Bangun Fasilitas Tahan Gempa di Aceh
Pemerintah tengah berupaya memperbaiki bangunan-bangunan fasilitas umum yang rusak akibat gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Teknologi anti gempa akan digunakan untuk meminimalisir kerusakan dan korban jika ada musibah serupa di kemudian hari.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono menuturkan, pemerintah akan menggelar rapat kabinet terbatas untuk mempercepat revitalisasi fasilitas yang terkena dampak gempa bumi di Pidie Jaya, Aceh. Dalam rapat tersebut, akan dibahas mengenai anggaran yang akan digunakan dan memutuskan untuk kembali membangun fasilitas yang rusak tersebut dengan menggunakan teknologi anti gempa.
(Baca juga: Masih Ada Potensi Gempa, Badan Geologi Minta Warga Aceh Waspada)
Hal ini seusuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), seusai menyambangi lokasi gempa pada Kamis, (15/12) kemarin. "Makannya nanti sesuai kunjungan Pak Presiden kemarin nanti langsung dibikin sidang kabinet terbatas," ujar Basuki saat ditemui disela acara Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Expo, di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (15/12).
Basuki menjelaskan, perbaikan gedung-gedung sekolah akan menjadi prioritas pemerintah. Sedikitnya, terdapat 200 sekolah yang mengalami kerusakan dan akan segera dibangun kembali. Menurut Basuki, Jokowi memerintahkan agar pembangunan sekolah-sekolah ini dapat selesai seluruhnya dalam waktu satu tahun.
Presiden Jokowi, menurut Basuki, telah menyiapkan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk merealisasikan rencana tersebut. Dana yang dibutuhkan ditaksir mencapai Rp 1 triliun. (Baca juga: Gempa Aceh Tak Pengaruhi Produksi Migas)