Musim Hujan Tiba, Satgas Covid-19 Waspadai Ancaman Klaster Pengungsian

Rizky Alika
25 September 2020, 13:32
Sejumlah relawan berusaha mengevakuasi mobil yang tester banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (22/9/2020). Data sementara yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah relawan berusaha mengevakuasi mobil yang tester banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (22/9/2020). Data sementara yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dampak akibat banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Cicurug, Senin (21/9), mengakibatkan 12 rumah hanyut dan 85 rumah terendam.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim hujan akan terjadi pada Oktober 2020 mendatang. Memasuki musim pancaroba, hujan deras disertai petir dan angin kencang mulai terjadi di beberapa wilayah.

Di tengah pandemi, Satgas Penanganan Covid-19 mengantisipasi risiko tambahan berupa bencana banjir dan tanah longsor harus diwaspadai. “Lokasi yang potensial jadi klaster penularan adalah lokasi pengungsian bila terjadi banjir," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (24/9).

Advertisement

Ia pun meminta kepala daearah untuk bersiap siaga dan meminimalisir risiko penularan Covid-19 selama musim hujan. Bila terdapat banyak pengungsi banjir, ada potensi besar terciptanya klaster virus corona baru di pengungsian.

Oleh karenanya, kebersihan lokasi pengungsian perlu dijaga agar para pengungsi terhindar dari penyakit lainnya yang mudah menular kala musim hujan. Beberapa di antaranya seperti demam berdarah, lepra, tifus, diare dan penyakit kulit.

Semua penyakit tersebut, lanjut dia, dapat menurunkan imunitas manusia. Akibatnya, masyarakat dapat menjadi rentan tertular Covid-19.

Wiku berpesan, pengungsi dapat mematuhi protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan. Jika tidak memungkinkan menjaga jarak, ia meminta pemerintah setempat memastikan adanya sirkulasi udara yang baik, sinar matahari yang cukup, dan memastikan kebersihan lokasi pengungsian.

Banjir adalah salah satu bencana alam yang paling sering melanda Indonesia. Berikut grafiknya di Databoks:

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyampaikan langkah kesiapsiagaan menghadapi banjir hingga tanah longsor kepada pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan menyampaikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten dan kota perlu melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan. Selain itu, pemerintah daerah dapat melakukan koordinasi secara berkala dengan dinas terkait dan aparatur kabupaten dan kota di daerah setempat.

Ia juga meminta, pemerintah daerah memantau informasi peringatan dini cuaca dan potensi ancaman bencana melalui beberapa situs dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), serta BNPB.

Selanjutnya, perlu ada upaya penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor kepada masyarakat. "Khususnya yang bermukim di wilayah yang berisiko tinggi,” ujar Lilik melalui surat yang dikirimkan kepada 27 kepala pelaksana badan penanggulangan bencana di tingkat provinsi pada Rabu (23/9).

Kemudian, BPBD juga diminta menyiapkan tempat evakuasi yang berbeda antara masyarakat yang sehat dengan terkonfirmasi positif COVID-19. Kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan juga perlu mematuhi protokol kesehatan, seperti jaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement