Jokowi Minta Akhiri Ekspor Batu Bara Mentah

Rizky Alika
23 Oktober 2020, 12:16
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Sabtu (13/6/2020). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi produksi batu bara hingga Mei 2020 mencapai 228 juta ton, at
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Sabtu (13/6/2020). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi produksi batu bara hingga Mei 2020 mencapai 228 juta ton, atau 42 persen dari total target produksi nasional tahun 2020 yaitu 550 juta ton.

Presiden Joko Widodo meminta Indonesia tidak lagi menjadi eksportir batu bara mentah. Ia berharap, komoditas tersebut dapat diolah menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi sebelum dikirim ke luar negeri.

"Kita sudah lama sekali ekspor batu bara mentah sehingga harus diakhiri," kata Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Batu Bara di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (23/10).

Advertisement

Oleh karenanya, perlu pengembangan industri turunan yang dilakukan secara konsisten. Pengembangan industri tersebut dapat dilakukan seperti industri peningkatan mutu, pembuatan briket, pembuatan kokas, pencairan batu bara, gasifikasi, dan campuran batu bara cair.

Ia pun meyakini, hilirisasi batu bara dapat meningkatkan nilai tambah, mengurangi impor bahan baku, serta menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar.

Menurutnya, ada beberapa prioritas yang bisa dikerjakan seperti metoksimetana (Dimethyl Ether/DME) untuk substitusi impor Liquified Peroleum Gas (LPG). "Di mana kita tahu LPG masih impor, sehingga bisa kurangi impor LPG kita," ujar dia.

Oleh karenanya, ia meminta peta jalan optimalisasi pemanfaatan batu bara dalam negeri. Peta jalan tersebut perlu memuat target produk hilir yang dituju, jumlah batu bara yang akan diolah, hingga berapa besar hasil olahan yang dihasilkan.

Tak hanya itu, pemetaan kawasan perlu dilakukan untuk dapat menetukan strategi besar dalam hilirisasi batu bara. Mantan Walikota Solo itu juga meminta, hilirisasi dilakukan dengan teknologi yang ramah lingkungan.

Meski begitu, Jokowi menyebutkan masih ada kendala pada faktor ekonomi dan teknologi dalam pengembangan industri turunan batu bara. Kendala tersebut, lanjut dia, dapat diatasi bila perusahaan dapat bekerja sama dengan BUMN.

Ia pun menyebutkan, masih sedikit perusahaan yang mendapatkan izin usaha untuk optimalisasi batu bara. Pada 2019, baru ada 5 pemegang zin usaha pertambangan khusus operasi produksi (IUPK-OP). Sementara itu, baru 2 pemegang IUPK-OP produsen briket. "Saya ingin cari solusi untuk atasi kelambanan pengembangan industri batu bara," ujar dia.

Berikut adalah Databoks yang menggambarkan produksi batu bara di berbagai daerah:

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement