Meraba Peta Perdagangan Dunia jika Biden Menjadi Presiden AS

Rizky Alika
5 November 2020, 21:18
Brian Snyder Calon presiden Amerika Serikat dari Demokrat dan mantan wakil presiden Joe Biden berpartisipasi dalam sebuah acara virtual "Get Out the Vote" dengan Oprah Winfrey di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Rabu (28/10/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder/nz/cf
Brian Snyder Calon presiden Amerika Serikat dari Demokrat dan mantan wakil presiden Joe Biden berpartisipasi dalam sebuah acara virtual "Get Out the Vote" dengan Oprah Winfrey di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Rabu (28/10/2020).

Penghitungan suara pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. Sejauh ini, suara elektoral Joe Biden dari partai Demokrat mengungguli Donald Trump dari Partai Republik.

Hingga pukul 19.00 WIB, suara elektoral yang dikumpulkan Biden di atas Trump dengan perolehan 264 berbanding 214. Sedangkan untuk menjadi Presiden, mereka harus mampu mengumpulkan 270 suara elektoral.

Sejumlah pihak pun memberikan gambaran mengenai kebijakan perdagangan Biden serta dampaknya terhadap kondisi global dan Indonesia.

Mengutip dari JP Morgan, proposal kebijakan Biden pada sektor perdagangan ialah meminta sekutu AS untuk menantang Tiongkok pada perdagangan. Kemudian, ia juga mendukung penegakan hukum perdagangan yang telah berlaku serta menuliskan aturan baru yang melindungi pekerja, lingkungan, dan standar ketenagakerjaan.

Sementara itu, Trump telah menarik AS keluar dari pakta perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP). Kemudian, ia juga menegosiasi ulang perdagangan bebas North American Free Trade Agreement (NAFTA), perang pada sektor perdagangan/teknologi/investasi untuk melawan Tiongkok, serta memulai perang dagang dengan Uni Eropa.

Kebijakan perdagangan Biden pun diperkirakan bakal bertolak belakang dengan Trump. Profesor pemerintahan Douglas Dillon dari Universitas Harvard, Graham Allison memprediksi, Biden akan kembali memasukkan AS dalam TPP.

USA-ELECTION/BIDEN
USA-ELECTION/BIDEN (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/WSJ/cf)

"TPP akan menempatkan sekitar 40% ekonomi dunia di pihak AS," kata Graham Allison, profesor pemerintahan Douglas Dillon Universitas Harvard seperti dukutip dari CNBC.

Namun, pada politik dalam negeri, partai Demokrat dinilai lebih proteksionis daripada Republik. Oleh karenanya, Mantan Asisten Menteri Pertahanan era Presiden Bill Clinton itu menilai hal ini akan menjadi tantangan yang sulit bagi Biden.

Biden pun menyebutkan TPP bukanlah kesepakatan yang sempurna, namun kesepakatan itu merupakan cara terbaik agar negara-negara bersatu untuk "mengekang ekses Tiongkok".

Sebagaimana diketahui, AS di bawah kepemimpinan Trump telah mengambil sikap yang sangat keras terhadap Tiongkok, seperti memberlakukan tarif tambahan ratusan miliar dolar untuk barang asal Negeri Tirai Bambu itu. Tak hanya itu, Trump juga mempersulit perusahaan Tiongkok untuk melakukan bisnis di AS.

Dampak ke Indonesia

Sementara, Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, Demokrat lebih condong pada kerja sama regional, berbeda dengan Republik.

"Trump lebih bilateral," kata dia saat dihubungi Katadata, Kamis (5/11). Oleh karenanya, kemenangan Biden diperkirakan dapat mengubah peta hubungan bilateral.

Selain itu, ia menilai kebijakan dari Demokrat akan lebih asertif dibandingkan Republik. Tak hanya itu, Demokrat diperkirakan tidak akan agresif untuk menyerang saingan dagangnya, seperti kebijakan Trump.

Di sisi lain, ia memperkirakan perang dagang akan berakhir bila Biden terpilih. Meski, hal ini tidak akan memiliki pengaruh besar bagi Indonesia.

Fithra memperkirakan, relokasi perusahaan AS di Tiongkok tetap akan berlanjut meski perang dagang berakhir. Indonesia pun diperkirakan dapat mengambil peluang secara signifikan dari potensi relokasi tersebut.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...