Tarik-menarik Kepentingan Bisnis dalam Cuti Bersama Akhir Tahun

Rizky Alika
1 Desember 2020, 09:58
Pekerja pariwisata melayani wisatawan yang mengunjungi kawasan Tanjung Benoa, Badung, Bali, Sabtu (7/11/2020). Menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, perekonomian Bali pada triwulan III tahun 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 1,66 p
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.
Pekerja pariwisata melayani wisatawan yang mengunjungi kawasan Tanjung Benoa, Badung, Bali, Sabtu (7/11/2020). Menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, perekonomian Bali pada triwulan III tahun 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 1,66 persen dibandingkan triwulan sebelumnya dan diperkirakan akan berlanjut pada triwulan IV 2020 seiring dengan perkiraan membaiknya kondisi pariwisata khususnya kunjungan wisatawan domestik ke Pulau Dewata.

Lewat sepekan sejak Presiden Joko Widodo memerintahkan pemangkasan cuti bersama, para menteri belum juga mengumumkan kebijakannya. Beberapa kali rapat telah digelar, namun belum membuahkan hasil.

Rapat terakhir digelar Senin (30/11) kemarin. Namun Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan kebijakan terkait cuti bersama masih perlu dibahas dengan menteri dan lembaga lainnya.

Advertisement

"Belum (ada keputusan). Masih akan dibicarakan dengan beberapa menteri dan lembaga, yang waktu rapat tadi tidak diundang," kata Muhadjir kepada Katadata, Senin (30/11).

Bagaimanapun, hingga memasuki awal Desember, ia belum memastikan kapan rapat lanjutan tersebut akan digelar. Yang pasti, ia akan segera mengumumkan kebijakan tersebut kepada publik begitu ada keputusan final. "InsyaAllah langsung (disampaikan)," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo meminta para menteri untuk memangkas cuti bersama pada akhir tahun ini sejak pekan lalu. Hal ini disampaikan dalam rapat terbatas yang membahas penanganan Covid-19.

"Masalah cuti bersama akhir tahun termasuk libur pengganti hari raya Idul Fitri, Presiden berikan arahan supaya ada pengurangan," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada konferensi pers di Kantor Presiden, Senin (23/11).

Sebelumnya pemerintah memutuskan cuti bersama hari raya Natal akan tersambung dengan cuti Idul Fitri yang dipindahkan dari Mei 2020. Cuti Natal adalah hari Kamis, 24 Desember 2020, sedangkan Natal jatuh pada Jumat, 25 Desember 2020. Sementara, cuti pengganti bersama hari raya Idul Fitri jatuh pada 28, 29, 30, dan 31 Desember 2020 dan 1 Januari 2021. Jika ditotal, maka jumlah cuti dan libur akhir pekan pada periode tersebut mencapai sebelas hari.

Muhadjir pun menggelar rapat tingkat menteri pada Rabu (25/11), lalu Jumat pekan lalu (27/11). Namun, belum ada keputusan terkait hal tersebut sehingga rapat dilanjutkan pada Senin (30/11).

Berikut adalah Databoks peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia:

Sebelumnya, pemangkasan cuti bersama akhir tahun menimbulkan pro dan kontra. Keputusan Jokowi itu mendapatkan dukungan dari pihak pengusaha.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Johnny Darmawan menjelaskan swasta acapkali menanggung beban lebih besar lantaran harus membayar biaya lembur kepada pegawainya saat cuti panjang.

Di sisi lain, libur yang terlalu lama dinilai tidak baik bagi perusahaan tertentu lantaran mesin produksi harus beroperasi selama 24 jam. "Jadi bagus kalau cuti bersama dikurangi," kata Johnny saat dihubungi Katadata, Selasa (24/11).

Johnny pun menilai, Indonesia termasuk negara yang paling banyak memiliki hari libur nasional maupun keagamaan. Padahal, peningkatan produktivitas dapat dilakukan bila jam kerja di dalam negeri tidak lebih rendah dibandingkan negara lainnya. Tak hanya itu, jam kerja yang lebih banyak dinilai dapat membantu pengusaha untuk mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain.

Johnny juga khawatir aktivitas manufaktur akan kembali menurun lantaran hari kerja yang lebih sedikit pada bulan Desember. Apalagi menurutnya, kegiatan ekonomi kembali pulih sepanjang Agustus hingga November ini.

Ia memastikan, secara umum perubahan jumlah cuti bersama ini tidak akan mengganggu rencana kerja swasta. "Kalau ada pengusaha yang melakukan perencanaan setahun, perubahan dadakan menjadi tidak mudah. Tapi lebih baik dikurangi liburnya daripada tidak," kata mantan Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor tersebut.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement