Pemerintah Akui Sulit Jaga Keamanan dari Gangguan MIT di Poso

Rizky Alika
2 Desember 2020, 05:25
Personel Brimob Polri melakukan penyisiran di lokasi yang diduga menjadi persembunyian terduga teroris di kawasan perbukitan di Kelurahan Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Minggu (8/11/2020). Aparat gabungan yang terdiri dari Detasemen Khusus (Densus)
ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/aww.
Personel Brimob Polri melakukan penyisiran di lokasi yang diduga menjadi persembunyian terduga teroris di kawasan perbukitan di Kelurahan Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Minggu (8/11/2020). Aparat gabungan yang terdiri dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Brimob Polri dan TNI terus melakukan pengejaran dan memperluas area penyisiran untuk mencari seorang pria yang diduga merupakan anggota kelompok teroris yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Poso.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan bahwa tidak mudah untuk melindungi masayakat dari kelompok teror Mujahid Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis di wilayah tersebut.

Menurutnya, wilayah operasi MIT terletak di wilayah pegunungan dengan hutan yang masih cukup lebat. Sementara, masyarakat setempat tinggal dengan jarak yang saling berjauhan. "Untuk menjaga rasa aman mereka tidak mudah," kata Moeldoko di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (1/12).

Advertisement

Menurutnya, kepolisian juga memiliki keterbatasan kemampuan di tengah kondisi medan yang berat tersebut. Terlebih lagi, MIT memiliki jumlah personil yang kecil sehingga dapat membaur di tengah masyarakat.

Anggota MIT juga diperkirakan bisa melakukan manuver yang cepat lantaran sudah mengenal daerah operasinya. "Itu juga salah satu kesulitan yang dihadapi pasukan yang diturunkan ke sana," ujar dia.

Moeldoko pun menceritakan pengalamannya saat menjadi Panglima TNI. Saat itu, ia melapor pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa ia akan melakukan operasi gabungan di Poso. Akhirnya, MIT kesulitan bergerak sehingga polisi dapat menangkap personil tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan langkah taktis dengan mengirimkan pasukan TNI. "Kolaborasi antara TNI dengan kepolisian yang lebih baik lagi itu diperlukan," kata Moeldoko.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengutuk keras teror dan tindakan di luar batas kemanusiaan yang terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Presiden juga menegaskan bahwa tak ada tempat di Tanah Air bagi tindak terorisme.

Hal itu disampaikan Presiden dalam pernyataan resminya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/11/2020). “Saya mengutuk keras tindakan-tindakan di luar batas kemanusiaan dan tidak beradab yang menyebabkan empat orang saudara-saudara kita meninggal dunia dalam aksi kekerasan yang terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah,” ujarnya.

Berikut adalah Databoks yang memuat angka kematian akibat terorisme di seluruh dunia:

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement