Menakar Prospek Biodiesel di Tengah Pandemi Covid-19

Rizky Alika
3 Desember 2020, 10:48
Kegiatan Kajian Teknis Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) salah satunya mendorong industri kendaraan bermotor dan alat besar untuk menghasilkan teknologi mesin yang dapat menggunakan Bahan Bakar Nabati dengan campuran diatas 20% hingga 100% (B20-B100)
KATADATA/Arief Kamaludin
Kegiatan Kajian Teknis Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) salah satunya mendorong industri kendaraan bermotor dan alat besar untuk menghasilkan teknologi mesin yang dapat menggunakan Bahan Bakar Nabati dengan campuran diatas 20% hingga 100% (B20-B100)

Pandemi Covid-19 turut berdampak pada sektor perkebunan. Pengembangan biodiesel menghadapi sejumlah tantangan di tengah merebaknya virus corona.

"Ada pengurangan konsumsi biodiesel dari April hingga September," kata Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal, Rabu (2/12).

Advertisement

Berdasarkan catatan Aprobi, konsumsi biodiesel domestik pada Maret 2020 mencapai 795.238 kiloliter. Setelah pandemi tiba, konsumsi biodiesel menyusut pada April menjadi 644.530 kiloliter.

Kemudian, konsumsi biodiesel domestik pada Mei dan Juni secara berturut-turut mencapai 670.003 kiloliter dan 633.575 kiloliter. Konsumsi tersebut baru mengalami perbaikan pada Juli, yaitu 733.509 kiloliter namun kembali menurun pada Agustus menjadi 661.566 kiloliter.

Sementara pada September, konsumsi biodiesel mencapai 724.047. Bila ditotal, konsumsi tersebut sebanyak 6,32 juta kiloliter sepanjang Januari hingga September 2020.

Paulus pun menilai tidak mudah untuk memprediksi konsumsi biodiesel pada triwulan terakhir tahun ini. "Namun kami yakin akan menuju arah yang positif," ujar dia.

Di sisi lain, ada fluktuasi harga minyak dunia pada awal 2020. Kemudian, anomali harga minyak yang sangat rendah terjadi pada Maret dan April lalu akibat pandemi Covid-19.

Seiring dengan hal itu, perbedaan harga antara biodiesel dan solar semakin melebar hingga sempat menyentuh US$ 461 per ton pada September 2020. Baru pada kuartal akhir 2020, harga minyak mentah mulai menanjak.

Simak Databoks berikut:

Adapun, berbagai tantangan lainnya yang dihadapi adalah kemungkinan pengurangan penggunaan biodiesel di tengah pandemi hingga perlambatan investasi. Perlambatan investasi tersebut diperkirakan terjadi pada investasi baru hingga pengembangan usaha.

Oleh karenanya, upaya mitigasi terhadap dampak pandemi Covid-19 perlu dilakukan. Apalagi, program B30 tetap dilakukan meski terjadi penurunan harga minyak dunia. "Kami pun mengapresiasi langkah pemerintah yang melanjutkan program B30," ujar dia.

Selain itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melakukan sejumlah penyesuaian, seperti penataan kembali pungutan ekspor. Kemudian, upaya lainnnya ialah dengan mengurangi rentang harga solar dan harga biodiesel serta kemungkinan dukungan anggaran pemerintah.

Biofuel sebagai Energi Terbarukan

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan uji coba untuk bahan bakar biodiesel 40% (B40). Bahkan, penggunaan B40 tersebut diharapkan dapat menjadi upaya untuk menghasilkan diesel 100% atau D100 dari minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dadan Kusdiana menyebutkan, potensi yang ditawarkan oleh CPO sebagai energi terbarukan belum tergarap optimum. Sebab, masih ada celah besar antara penggunaan biofuel menurut Rencana Umum Energi Nasional, yaitu 13,8 juta kiloliter pada 2025. Sementara, realisasinya baru mencapai 6,39 juta kiloliter pada 2019.

Di sisi lain, pengurangan emisi juga terus menunjukkan peningkatan, yaitu pada 2015 sebesar 2.341 ribu ton CO2 menjadi 7.989 ribu ton pada 2016. Selanjutnya pada 2017, pengurangan emisi sebesar 6.289 ribu ton dan 2018 menjadi 9.958 ribu ton. Sementara, pengurangan emisi pada 2019 menjadi 16.985 ribu ton dan pada 2020 diperkirakan 11.221 ribu ton.

"Biofuel diharapkan menyumbang 2%-3% dari target kontribusi energi terbarukan di tahun 2025," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria