Menteri Luhut Ajak Perangi Kampanye Hitam Industri Sawit

Rizky Alika
3 Desember 2020, 19:21
Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Muara Sabak Barat, Tajungjabung Timur, Jambi, Jumat (10/7/2020). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat permintaan produk sawit dunia mulai bergerak naik yang ditandai naiknya harga Crude Pal
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/pras.
Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Muara Sabak Barat, Tajungjabung Timur, Jambi, Jumat (10/7/2020). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat permintaan produk sawit dunia mulai bergerak naik yang ditandai naiknya harga Crude Palm Oil (CPO) pada Juli 2020 menjadi 662 dolar AS per metrik ton dibandingkan bulan sebelumnya yakni 569 dolar AS.

Kampanye hitam terhadap kelapa sawit masih terus terjadi baik di dalam maupun luar negeri. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun mengajak para pemangku kepentingan untuk memerangi kampanye negatif terhadap industri tersebut.

“Mengingat pentingnya industri ini bagi Indonesia, maka sangat penting untuk semua pihak bergandengan tangan, untuk memerangi kampanye negatif industri ini,” kata Luhut dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal yang digelar secara virtual, Kamis (3/12).

Advertisement

Seperti diketahui, Indonesia kerap menghadapi kendala perdagangan ekspor CPO di sejumlah negara atau kawasan, salah satunya Uni Eropa. Selain itu, kampanye ini gencar dilancarkan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Ekspansi perkebunan kelapa sawit kerap disebut sebagai penyebab deforestasi, peningkatan emisi karbon, dan mengancam habitat orang utan. Tak jarang produk minyak sawit dan turunannya mesti menghadapi kampanye hitam hingga dibawa ke meja badan penyelesaian sengketa WTO.

Dalam kesempatan tersebut, Luhut juga menekankan agar industri kelapa sawit di Indonesia dapat dikelola secara berkelanjutan. Dengan demikian, industri tersebut dapat berkontribusi dalam memitigasi perubahan iklim yang saat ini menjadi perhatian dunia.

Menurutnya, sumbangan industri ini dalam perekonomian nasional semakin besar. Perannya dalam menciptakan kesempatan kerja, terutama di luar pulau Jawa semakin meningkat. Selain itu, industri sawit juga memberikan kontribusi bagi penciptaan nilai tambah perekonomian.

Tak hanya itu, lanjut dia, industri sawit juga menjadi kontributor utama penghasil devisa Indonesia sehingga dapat menopang ekonomi nasional saat pandemi Covid-19.

Ia pun mengatakan, industri kelapa sawit merupakan industri yang cukup stabil dan tidak terpengaruh pandemi secara signifikan. Hal ini tercermin dari ekspor minyak kelapa sawit Indonesia masih cukup tinggi, meskipun ada penurunan dibandingkan dengan tahun lalu.

Simak Databoks berikut:

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement