Pandemi Memacu Transaksi Uang Elektronik, BI Soroti Ekspansi Big Tech

Rizky Alika
15 Desember 2020, 15:45
AMSI IDC 2020
Katadata

Pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan transformasi digital, termasuk dalam hal transaksi keuangan. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, sistem pembayaran digital meningkat pesat selama pandemi.

"Masyarakat mau tidak mau pakai platform digital untuk aktivitas sosial," kata Erwin dalam Indonesia Digital Conference yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Selasa (15/12).

Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) BI mencatat, transaksi e-commerce pada 2019 mencapai Rp 201 triliun. Sementara, transaksi e-commerce pada Januari-September 2020 mencapai Rp 180,74 triliun. Angka transaksi tahun ini belum termasuk transaksi hari belanja online nasional (harbolnas).

Kemudian, transkasi digital banking masih stagnan. Pada 2019, transksi digital banking mencapai Rp 27,38 triliun. Sementara, pada Januari-September 2020 sebesar Rp 19,67 triliun.

Sebaliknya, transaksi uang elektronik mengalami peningkatan pesat. Pada 2018, nilai transaksinya hanya mencapai Rp 33,67 triliun. Kemudian, transaksi uang elektronik meningkat pada 2019 sebesar Rp 145,1 triliun. Tahun ini, transaksi sebesar Rp 144,6 triliun tercapai pada Januari-September.

Selain itu, ia mengamati adanya perkembangan big tech, seperti Amazon dan Alibaba. Keduanya merupakan e-commerce yang melebarkan sayap hingga masuk ke sektor keuangan. Sebagai contoh, Alibaba telah mengembangkan layanan finansial seperti pendanaan kredit hingga bisnis pasar keuangan.

Namun, transformasi digital tersebut memberikan tantangan bagi otoritas keuangan. Selain itu, ada sejumlah risiko yang bisa terjadi, seperti risiko siber, perlindungan data, risiko sistemik, hingga risiko shadow banking. "Isu risiko sistemik harus diantisipasi saat merespons digital disruption," ujar dia.

Databoks: Transaksi uang elektronik selama pandemi di Indonesia

EVP Digital Banking Development and Operation Division PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kaspar Situmorang mengatakan, transformasi digital bukan hal yang mudah. "Hanya 2 dari 10 yang berhasil melakukan transformasi digital," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan sejumlah upaya guna menghadapi transformasi digital. Salah satunya ialah alokasi sumber daya manusia tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dengan digitalisasi, BRI melakukan alih fungsi pekerjanya menjadi penyuluh digital, yaitu agen pendamping BRI Link. Adapun, agen BRI Link dicari dengan menggunakan algoritma spesifik.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...