Tahap Kedua Dimulai, Akrobat Pemerintah Percepat Vaksinasi Covid-19

Rizky Alika
17 Februari 2021, 09:52
Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 sebelum disuntikkan kepada petugas PMI di Kantor PMI Kota Tangerang, Banten, Kamis (11/2/2021). Kemeterian Kesehatan hingga Kamis (11/2) telah memberikan vaksin COVID-19 Sinovac tahap pertama kepada 1.017.186 orang, seme
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 sebelum disuntikkan kepada petugas PMI di Kantor PMI Kota Tangerang, Banten, Kamis (11/2/2021). Kemeterian Kesehatan hingga Kamis (11/2) telah memberikan vaksin COVID-19 Sinovac tahap pertama kepada 1.017.186 orang, sementara untuk vaksinasi tahap kedua sudah diberikan kepada 345.605 orang.
  •  Vaksinasi Covid-19 tahap pertama terkendala masalah kesehatan.
  • 70% vaksin pada tahap kedua akan dialokasikan untuk Jawa dan Bali.
  • Vaksinasi Covid-19 tahap kedua menggunakan bulk vaksin Sinovac yang diproduksi di Pabrik Bio Farma, Bandung.

Vaksinasi Covid-19 telah berjalan lebih dari satu bulan di Indonesia. Namun, vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan belum mencapai target. Bagaimanapun, pemerintah memulai vaksinasi tahap kedua untuk petugas pelayanan publik.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 16 Februari, total tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin sebanyak 1.120.963 orang atau 76,3% dari sasaran vaksinasi tenaga kesehatan 1,46 juta. Sementara, tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin dosis kedua sebanyak 537.147 orang.

Ini artinya, masih ada 347.801 tenaga kesehatan yang belum menerima vaksin. Meski belum rampung, pemerintah akan memulai vaksinasi tahap kedua pada Rabu (17/2). Vaksinasi tahap kedua diberikan kepada 38,5 juta orang yang terdiri dari 16,9 juta pekerja publik dan 21,5 juta lansia.

Juru bicara Pemerintah untuk Vaksin Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, target vaksinasi kepada tenaga kesehatan tetap dikejar bersamaan dengan berjalannya vaksinasi tahap kedua.

"Vaksinasi pada tenaga kesehatan tetap kita laksanakan. Artinya tetap berlangsung sampai menyelesaikan penyuntikan dosis pertama dan kedua," kata Nadia dalam webinar "Vaksinasi Tahap Kedua di Depan Mata", Selasa (16/2).

Untuk itu, pemerintah terus berkomunikasi dengan fasilitas layanan kesehatan. Hal ini untuk memastikan vaksinasi dapat dilakukan secara paralel kepada tenaga kesehatan maupun pekerja publik dan lansia.

Hingga 15 Februari, Kemenkes mencatat ada 294.696 tenaga kesehatan yang ditunda vaksinasi. Penundaan dilakukan karena ada 22% tenaga kesehatan penyintas Covid-19, 20% tenaga kesehatan memiliki riwayat hipertensi, 12% memiliki ISPA, dan 9% memiliki penyakit komorbid.

Namun, Kemenkes telah memperbaharui pedoman pelaksanaan vaksinasi sehingga sasaran tunda tersebut bisa diberikan vaksin. "Tenaga kesehatan yang batal dan tunda bisa mendapatkan vaksin," ujar dia.

Sementara, Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra menilai program vaksinasi semestinya dievaluasi lantaran target pemberian vaksin kepada 1,4 juta tenaga kesehatan tak rampung dalam satu bulan.

"Belum optimal ya padahal targetnya satu bulan. Berarti dalam vaksinasi ada kendala tantangan yang harus dievaluasi," ujar dia.

Evaluasi perlu mencakup efektivitas klinik. Sebab, ia menilai masih ada sejumlah orang yang belum menerima vaksin karena menunggu kajian lebih lanjut terkait evikasi vaksin.

Selain itu,  evaluasi perlu dilakukan dengan menggencarkan edukasi dan promosi. Kemudian, kebijakan yang diterapkan perlu mempertimbangkan aspek sosiologis masyarakat. 

"Bisa dilakukan dengan memberikan insentif. Kemudian jangan ada wacana vaksin mandiri," ujar dia. 

Berikut adalah Databoks sebaran tenaga kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 tahap pertama: 

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...