Empat Bandara di Indonesia Mulai Gunakan Alat Deteksi Covid-19 GeNose
Setelah di stasiun kereta dan beberapa pelabuhan, pemerintah mulai menggunakan GeNose sebagai alat deteksi Covid-19 di empat bandara. Sebelumnya, calon penumpang dapat menunjukkan hasil negatif rapid test antigen atau real time polymerase chain reaction (RT-PCR) sebelum diperbolehkan naik pesawat.
“Alhamdulillah hari ini pertama kali GeNose diberlakukan di empat bandara. Saya ucapkan terima kasih kepada Dirjen Perhubungan Udara, Angkasa Pura II dan Danlanud Husein Sastranegara. Saya berpesan agar dilakukan dengan teliti karena ini proses yang penting agar setiap orang yang bepergian bisa dideteksi,” kata Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pernyataan pers di Jakarta, Kamis (1/4).
Penggunaan GeNose di bandara diatur dalam SE Kemenhub No 26 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Udara Dalam Masa Pandemi COVID-19. Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut Surat Edaran (SE) Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 12 Tahun 2021.
Ada 4 bandara yang akan menerapkan alat GeNose secara bertahap , yakni: Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang; Bandara Husein Sastranegara, Bandung; Bandara Internasional Yogyakarta; dan Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
GeNose alat produksi dalam negeri yang sudah teruji. Sebelumnya GeNose C19 sudah dilakukan di 44 stasiun kereta sejak 5 Februari 2021 dan sudah melakukan pengujian terhadap lebih dari 300.000 orang.
Meskipun demikian, Menhub menegaskan agar pengecekan kesehatan harus dilakukan dengan teliti di simpul-simpul transportasi seperti bandara, stasiun, dan pelabuhan.
Dengan penambahan GeNose, calon penumpang pesawat kini memiliki opsi tes sebagai berikut:
- Hasil negatif Tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam, atau
- Hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2x24 jam, atau
- Hasil negatif Tes GeNose C19 di Bandar Udara yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam, sebelum keberangkatan.
Berikut Databoks penularan Covid-19 di Indonesia:
Khusus untuk penerbangan menuju Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, calon penumpang wajib menunjukkan:
- Hasil negatif tes RT-PCR atau Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimum 2x24 jam, atau
- Hasil negatif tes GeNose C19 di Bandar Udara yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam, sebelum keberangkatan.
Persyaratan tes tersebut tidak berlaku bagi:
- Penerbangan Angkutan Udara Perintis,
- Penerbangan Angkutan Udara di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar),
- Penumpang anak-anak yang berusia di bawah lima tahun.
Hingga saat ini terdapat 3 (tiga) simpul transportasi yang wajib menerapkan screening kesehatan melalui PCR atau Rapid Antigen atau GeNose C19 yaitu di stasiun, pelabuhan, dan bandara. Sedangkan di sektor transportasi darat belum wajib dan pengecekan dilakukan secara acak (random testing).
Setiap bandara yang menerapkan penyaringan GeNose C19 telah melakukan uji coba sebelumnya selama lebih kurang 3 minggu. Untuk Bandara Husein Sastranegara, saat ini dapat melayani sekitar 400 orang per hari untuk tes GeNose C19. Pada tahap awal ini jumlah penumpang pesawat yang menggunakan tes GeNose C19 bisa mencapai sekitar 10% hingga 15% dari total penumpang pesawat yang berangkat.
Ada 3 tahapan yang harus ditempuh calon penumpang pesawat untuk mendapatkan layanan GeNose C19.
Pertama, pre-process. Pada tahap ini calon penumpang harus mengunduh dan mendaftar pada aplikasi Airport Health Center, melakukan verifikasi email, dan mengisi profil di aplikasi. Calon penumpang kemudian melakukan pemesanan tes dan membayar.
Kedua, tahap on-process. Calon penumpang akan diverifikasi, diberi kantong napas dan diambil sampel napas oleh petugas. Kemudian dilakukan scan QR code data serta kantung napas, dan analisa sampel napas.
Tahap terakhir yakni post-process. Pada tahap ini hasil tes keluar melalui aplikasi. Ketiga tahapan tersebut dilakukan hanya sekitar 10 menit, terhitung dari pertama kali mengunduh aplikasi Airport Health Center hingga hasil tes keluar. Sebagai langkah antisipasi apabila penumpang pesawat tidak memiliki smartphone, pihak pengelola bandara akan menyediakan help desk untuk melakukan pelayanan.
Nantinya, hasil dari GeNose C19 ini juga bisa diinput secara digital ke aplikasi eHAC, sebagaimana juga hasil rapid test dan PCR test yang bisa diinput di aplikasi eHAC.