Klaster Perkantoran Merebak, Epidemiolog Ingatkan Batasi Kapasitas

Cahya Puteri Abdi Rabbi
4 Juni 2021, 18:45
Petugas kesehatan bersiap melakukan tes usap Antigen COVID-19 secara acak, di Pasar Dasan Agung, Mataram, NTB, Senin (8/2/2021). Tim Satgas COVID-19 Kota Mataram menyiapkan sekitar 1.100 reagen untuk kegiatan swab test (tes usap) Antigen COVID-19 terhadap
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/hp.
Petugas kesehatan bersiap melakukan tes usap Antigen COVID-19 secara acak, di Pasar Dasan Agung, Mataram, NTB, Senin (8/2/2021). Tim Satgas COVID-19 Kota Mataram menyiapkan sekitar 1.100 reagen untuk kegiatan swab test (tes usap) Antigen COVID-19 terhadap masyarakat secara masal dengan pengambilan sampel acak baik di perkantoran maupun fasilitas publik sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 melalui praktik 3T (tracing, testing, treatment).

Penularan Covid-19 dari klaster perkantoran semakin banyak. Dari data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, jumlah kasus positif pada 12-18 April mencapai 425 kasus dari 177 perkantoran, naik dari periode 5-11 April sebanyak 157 kasus dari 78 perkantoran.

Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 terjadi karena masih banyak perusahaan swasta yang tidak mematuhi aturan kapasitas minimum karyawan yang bekerja dari kantor (WFO).

Advertisement

“Klaster perkantoran ini pasti akan terus terjadi, karena kebanyakan swasta tidak patuh pada aturan kuota maksimal 50%,” kata Tri Yunis dalam Katadata Forum Virtual Series 'Waspada, Kasus Klaster Perkantoran Naik Lagi', Jumat (4/6).

Ia menyebut, karyawan yang pergi ke kantor menggunakan transportasi umum menjadi penyumbang terbesar dari kenaikan kasus Covid-19 di perkantoran. Menurutnya, penggunaan transportasi umum tidak menjamin tidak adanya penularan.

“Kalau memang ingin datang ke kantor, harus dipastikan karyawan menggunakan kendaraan sendiri. Kalau tidak siapa yang bisa menjamin (tidak ada penularan), sementara kereta dan transjakarta penuh,” kata dia.

Selain itu, lemahnya penerapan protokol kesehatan, juga menjadi salah satu penyebab adanya penularan di lingkungan perkantoran. Karena memilki kepercayaan kepada teman satu kantor, karyawan biasanya lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, seperti melepas masker saat mengobrol, makan bersama dan tidak menjaga jarak.

Padahal, Gerakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun adalah cara paling efektif untuk mencegah penularan virus corona.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Pingit Aria

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement