Pengusaha Keluhkan Work From Bali Tak Efektif Dongkrak Okupansi Hotel

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai rencana work from Bali (WFB) tidak akan berdampak besar terhadap tingkat okupansi hotel di Bali. Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memperkirakan, program WFB ini mampu meningkatkan angka keterhunian hotel hingga 30%.
Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan, jumlah kamar di Bali mencapai 130 ribu kamar dan okupansi terbesar sebelum pandemi disumbang oleh wisatawan mancanegara (wisman).
Ia mengatakan, kontribusi wisman terhadap okupansi hotel sebesar 70%, dan wisatawan lokal sebesar 30%. Jika dirata-rata keterisian hotel sebanyak 60%, berarti kontribusi okupansi hotel dari wisatawan lokal sebagaimana diharapkan dari program Work From Bali hanya mencapai 20%.
“Rasanya gak mungkin 30% okupansi hotel di Bali hanya dari program ini, kalo dari total mungkin bisa,” kata Maulana kepada Katadata, Kamis (10/6).
Maulana mengatakan, yang menjadi masalah utama dari terhambatnya sektor pariwisata adalah adanya pembatasan pergerakan masyarakat. Ia menambahkan, tingkat keterisian kamar hotel sangat bergantung pada kebijakan pemerintah terhadap pembatasan pergerakan masyarakat.
“Sebenarnya kendala peningkatan okupansi itu karena ada hambatan pergerakan. Kalau pergerakan tidak dihambat okupansi itu meningkat kok,” kata dia.
Simak Databoke berikut: