Marak Bisnis Jasa Titip, dari Instagram hingga Aplikasi Tersendiri

Image title
Oleh Abdul Azis Said
30 Agustus 2019, 05:30
Warga menggunakan fasilitas layanan perbankan digital di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Warga menggunakan fasilitas layanan perbankan digital di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Alestina Avianggi, 22 tahun, mulanya ke Madinah untuk menemani sang suami kuliah. Tak disangka, keberadaannya di Arab Saudi kini berbuah rezeki dari bisnis jasa titip (jastip). Puluhan juta rupiah bisa dihasilkannya dari berbelanja barang titipan masyarakat di Tanah Air.

Alestina memulai usahanya pada 2017. Semula, ia menawarkan jasa titip oleh-oleh berupa produk Arab Saudi kepada para pengikutnya di Instagram. Kini, ia memisahkan akun Instagram pribadinya dengan bisnis.

Advertisement

“Dulu iseng saja, saya menawarkan jastip oleh-oleh Arab Saudi di Instagram, dan masyaAllah banyak banget yang minat," ceritanya saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis, (19/8).

Berbagai barang yang ditawarkannya, mulai dari kurma, kacang-kacangan, hingga busana. Hanya, ia tidak menerima pesanan barang pecah belah karena memiliki resiko kerusakan yang tinggi saat pengiriman lewat kargo internasional.

(Baca: Shopee Target Lebih dari 5,8 Juta Transaksi Saat Pesta Diskon 9.9)

Pesanannya banyak datang dari kelompok pembeli berumur 20 - 50 tahun. Tiap bulan, ia bisa melayani jasa titip 50-100 kilogram kurma, dan puluhan lembar abaya dengan omzet Rp 10-30 juta. Namun, angka itu akan naik berlipat saat Ramadan tiba. "Saat bulan puasa atau lebaran, pesanan kurma bisa ratusan kilogram, abaya juga ratusan lembar,” katanya.

Lain dengan Alestina memulai bisnis jastip karena iseng, Vinny sudah mulai berbisnis online sejak kuliah. Kini, setelah lulus, Vinny semakin serius menggeluti bisnis jastip.

Vinny bekerja dari Jakarta. Dalam sebulan, ia bisa melayani hingga 450 pesanan dari pengikut Instagramnya di berbagai daerah. "Produknya macam-macam, ada sepatu, baju, tas dan aksesoris lainnya," ujarnya.

Menurut Vinny, produk fesyen adalah yang paling banyak dipesan. Sebab, beberapa brand hanya membuka gerai di kota-kota besar. "Paling banyak baju. Biasanya merek colorbox dan h&m yang paling diminati orang," ujar Vinny.

Ia mematok tarif antara Rp 15-20 ribu untuk setiap barang pesanan yang dibelikannya. Dari situ, ia bisa mengantongi upah antara Rp 6-9 juta per bulan.

Model bisnis jasa titip belanja berkembang seiring maraknya penggunaan media sosial. Sebab, masyarakat bisa melihat berbagai barang yang dikenakan atau dikonsumsi orang lain, yang tak dijual di wilayahnya.

Halaman:
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement