Masalah Bahasa hingga Keamanan Hambat Adopsi Internet di Indonesia
Jumlah penduduk dan pengguna internet di Indonesia, India, dan Tiongkok memang besar. Namun, penetrasi internet di ketiga negara ini bukan tanpa hambatan. Booking Holdings Inc mencatat, bahasa menjadi salah satu penghambatnya.
Booking Holdings Inc melakukan survei terhadap 1.202 responden, yang merupakan ahli dan pemimpin perusahaan teknologi di ketiga negara itu selama 31 Juli sampai 22 Agustus 2018. Sebanyak 76% di antaranya menyebut bahasa adalah kendala penetrasi internet.
CEO Booking Holdings Glenn Fogel menyampaikan, dominasi bahasa Inggris dalam kegiatan online menghalangi masyarakat di ketiga negara itu untuk sepenuhnya berpartisipasi dalam kehidupan digital. Padahal, transaksi secara online bisa memaksimalkan pertumbuhan ekonomi.
"Ketika konsumen ini akhirnya terhubung ke internet, maka dimungkinkan untuk mempercepat pertumbuhan berbagai bidang termasuk pasar retail, pasar kerja, lanskap rekreasi dan hiburan," kata Glenn dalam siaran pers yang diterima Katadata, Jumat (18/1).
(Baca: Smartfren Targetkan Ambil Alih 100 ribu Pelanggan Bolt)
Lalu, 76% responden menyebutkan, kurangnya layanan Internet yang terjangkau menjadi penghalang utama. Kemudian, 84% responden mengatakan keamanan online yang buruk menjadi penghambat penetrasi internet.