McKinsey: Pasar E-Commerce RI Melonjak Jadi Rp 910 Triliun pada 2022

Desy Setyowati
31 Agustus 2018, 16:25
Logistik e-commerce
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pekerja memilah paket barang di gudang logistik TIKI di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

McKinsey memproyeksikan nilai pasar e-commerce Indonesia akan mencapai US$ 65 miliar atau sekitar Rp 910 triliun pada 2022. Angka itu naik delapan kali lipat dibanding tahun lalu yang nilainya US$8 miliar atau Rp 112 triliun.

Dalam laporan berjudul The Digital Archipelago, McKinsey menyebut beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Di antaranya, penetrasi pengguna smartphone, peningkatan daya beli masyarakat, serta adopsi teknologi masyarakat yang relatif cepat.

"Riset kami menunjukkan, bukan hanya bagaimana penjualan online meningkat pesat, namun juga bagaimana ini menguntungkan bagi ekonomi dan mendorong kesetaraan sosial," kata Presiden Direktur PT McKinsey Indonesia Philia Wibowo, Jumat (31/8).

Berdasarkan kajiannya, evolusi perdagangan online di Indonesia saat ini menyerupai Tiongkok pada 2010 lalu. Hal itu dikaji berdasarkan penetrasi electronic retailing (e-tailing) dan internet, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, pembelanjaan retail, dan urbanisasi.

Maka, bila pertumbuhan perdagangan online di Tiongkok naik dari 3% di 2016 menjadi 16% saat ini, menurutnya sangat mungkin bagi pasar e-commerce Indonesia untuk bertumbuh dengan kecepatan yang sama atau lebih cepat. Sebab, masyarakat Indonesia sangat gemar menggunakan smartphone, termasuk media sosial.

(Baca juga: Tunda IPO, Tokopedia dan Bukalapak Fokus Perluas Pasar)

Sejalan dengan perkembangan ini, perekonomian Indonesia bakal diuntungkan dalam empat hal. Pertama, perdagangan online semakin mendorong konsumsi. Riset McKinsey menunjukan, sekitar 30% dari perdagangan online merupakan belanja tambahan atau di luar rutin, yang nilainya mencapai US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun di 2017.

Ia memperkirakan, porsi belanja tambahan ini bakal meningkat menjadi US$ 22 miliar atau Rp 308 triliun pada 2022. Hal ini karena perdagangan online diproyeksi bakal meluas ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...