Vestifarm, Fintech Penyalur Rp 21,3 Miliar Modal Pertanian

Desy Setyowati
28 Juli 2018, 07:00
KEJAR TARGET SWASEMBADA DAGING
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Peternak menjual sapi potong miliknya di pasar hewan, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/3).

Tanpa laporan keuangan yang memadai serta tingginya risiko gagal panen karena kondisi cuaca yang tak menentu, petani dan peternak kerap kesulitan mendapat kredit bank. Vestifarm merupakan perusahaan berbasis financial technology (fintech) yang mencoba mengatasi masalah itu.

Vestifarm mengumpulkan pendanaan dari banyak investor untuk mengucurkan kredit modal kerja di sektor pertanian. Sejak berdiri Januari 2017 hingga saat ini, Vestifarm berhasil mengumpulkan pendanaan senilai Rp 21,3 miliar untuk 30 proyek kemitraan.

Advertisement

Vestifarm berperan sebagai platform investasi online dengan konsep patungan."Tahun ini kami target tumbuh dua kali lipat," ujar CEO Vestifarm Dharma Anjarrahman kepada Katadata, Rabu (25/7).

Proyek yang dibiayai di antaranya adalah penggemukan sapi potong, budidaya udang vaname, hingga ladang bawang, padi, dan lain sebagainya. Sebanyak 350 petani, peternak, dan penambak yang tersebar di seluruh Indonesia sudah mendapat pembiayaan melalui Vestifarm. 

(Baca juga: Bursa Data HARA Kembangkan Blockchain di Sektor Pertanian)

Untuk bisa mendapat pendanaan, petani bisa mengajukan permohonan kemitraan melalui platform Vestifarm. Nantinya, Vestifarm akan melakukan peninjauan. Sebab, Vestifarm membatasi kemitraan hanya untuk petani, peternak, atau penambak yang sudah memulai usahanya. "Untuk pemula atau coba-coba, kami belum bisa biayai," kata dia.

Nantinya, proyek yang dibiayai akan ditampilkan di platform Vestifarm guna mengumpulkan pendanaan. Setiap proyek akan dibagi menjadi sekian ratus slot guna memudahkan investor memberi pinjaman. Misalnya, proyek penggemukan sapi membutuhkan dana Rp 200 juta, maka dibagi menjadi 2 ribu slot sehingga masing-masing slot senilai Rp 100 ribu.

Adapun pendanaan yang diberikan berkisar antara Rp 300-Rp 500 juta per proyek. Namun, tidak menutup kemungkinan pembiayaan itu mencapai Rp 1-Rp 1,5 miliar, tergantung pada seberapa besar proyeknya. Hal ini kemudian juga menentukan besaran imbal hasil (return) yang bakal diterima investor. "Pengumpulan dana lumayan cepat. Terakhir, kami kumpulkan Rp 900 juta untuk proyek sapi dalam semenit," ujar Dharma.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement