Fintech Akseleran Fokus Garap Pembiayaan UKM

Desy Setyowati
16 Juli 2018, 16:28
Akseleran
Akseleran
Tim Akseleran

Tingginya kebutuhan pembiayaan Usaha Kecil, dan Menengah (UKM) menjadi pasar potensial bagi financial technology (fintech). Salah satu fintech peer to peer (P2P) lending yang menyasar segmen ini adalah PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran).

Chief Marketing Officer (CMO) Akseleran Andri Madian menyampaikan, perusahaan sudah menyalurkan Rp 68 miliar kepada lebih dari 160 pemimjam hingga Juni 2018. "Kami khususkan diri pada usaha menengah (UKM), karena yang mikro sudah banyak yang menggarap," ujarnya kepada Katadata di sela-sela acara Fintech Fair 2018, Jumat (13/7) lalu.

Ia mencatat, jenis usaha yang paling banyak meminjam berasal dari sektor energi, ekonomi kreatif, dan retail. Rata-rata pinjaman sebanyak Rp 400-Rp 500 juta selama empat hingga enam bulan, yang digunakan untuk modal kerja. "Misalnya, sudah ada invoice tapi (klien mereka) baru bayar dua sampai tiga bulan lagi. Mereka pinjam dulu ke kami," ujarnya.

Sejauh ini, kredit bermasalah (Non Peforming Loan/NPL) dengan keterlambatan membayar lebih dari tiga bulan masih 0%. Namun, NPL kurang dari tiga bulan sudah sebesar 0,9%. Menurut Andri, biasanya keterlambatan ini terjadi lantaran klien dari si peminjam juga terlambat membayar.

Ia menjelaskan, untuk bisa mendapat pinjaman dari Akseleran memang harus menyertakan agunan berupa invoice, peralatan usah, mesin, tanah, bangunan, hingga barang yang diperdagangkan. Peminjam bisa mengajukan sendiri jenis jaminannya. Bila, mendekati 90 hari peminjam belum juga membayar maka perusahaan bakal mengeksekusi agunan tersebut.

(Baca juga: Kerugian Perbankan Akibat Serangan Siber Capai Ratusan Juta Dolar)

Lalu, keterlambatan pembayaran hingga lebih dari 90 hari dan peminjam sulit dihubungi ataupun agunan tidak bisa dieksekusi maka Akseleran bakal menggandeng pihak ketiga untuk penagihan. "Kami juga ada perjanjian fidusia. Kalau peminjam tidak bisa membayar atau mempermainkan isi agunan, misalnya, menggunakan uang untuk keperluan lain bisa kami pidanakan," ujarnya.

Adapun agunan bakal menentukan besaran pinjaman yang diterima oleh debitor. Agunan bernilai tertinggi adalah invoice, maka pinjaman yang diberikan 80% dari yang diajukan. Sementara yang terendah adalah produk yang diperdagangkan seperti pakaian, sehingga hanya 50% pinjaman yang disetujui. Alasannya, karena pakaian biasanya lebih sulit dijual ketika tidak lagi menjadi tren.

Grafik: Perkembangan Jumlah Fintech Startup Lokal 2016
Perkembangan Jumlah Fintech Startup Lokal 2016

Hingga akhir tahun ini, Akseleran menargetkan bisa menyalurkan pinjaman hingga Rp 200 miliar dengan jumlah orang yang meminjamkan atau lender sebanyak 45 ribu. Saat ini, jumlah peminjam hanya 16 ribu. Supaya target tersebut bisa tercapai, Akseleran bakal merilis aplikasi agar peminjam lebih mudah berinvestasi. "Akhir bulan ini selesai," kata dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...