Dari Toyota hingga VW, Perusahaan Otomotif Berlomba Danai Taksi Online

Desy Setyowati
20 Juni 2018, 17:05
Pabrik Toyota
Donang Wahyu|KATADATA
Pekerja merakit mobil di pusat perakitan mobil Toyota di Karawang, Jawa Barat.
 

Bisnis taksi online menjadi fenomena di berbagai belahan dunia. Publik Indonesia telah akrab dengan Go-Jek, sementara Grab telah beroperasi di delapan negara di Asia Tenggara. Begitu juga di negara-negara barat ada Uber dan Lyft.

Dewasa ini, banyak orang yang tak lagi membeli kendaraan untuk ditumpangi sendiri. Dengan skema berbagi tumpangan (ride sharing), mereka memanfaatkannya untuk mendapat tambahan penghasilan dengan bergabung ke perusahaan aplikator taksi dan ojek online. Kondisi ini dinilai sebagai peluang sekaligus tantangan bagi perusahaan otomotif.

Tren berbagi tumpangan yang memungkinkan masyarakat bepergian dengan mudah menggunakan jasa transportasi online dapat berpotensi menurunkan penjualan kendaraan. "Bagi perusahaan otomotif, ini realitas yang menyakitkan. Tapi itu bisa menjadi peluang bisnis, jika mereka memahami dengan benar," ujar Analis Sawakami Asset Management Inc Tatsuo Yoshida dikutip dari Fortune, Kamis (13/6) pekan lalu.

Kondisi itulah yang membuat langkah Toyota Motor Corporation (Toyota) menyuntikkan dana US$ 1 miliar atau setara Rp 13,9 triliun pada Grab Holding Inc (Grab) bisa dimaklumi. Sebab, selain bisa menjadikan mitra Grab sebagai konsumen mobil yang diproduksinya, Toyota juga bisa menggarap berbagai layanan lain, termasuk jasa keuangan.

(Baca juga: Beda Kongsi Toyota Investasi ke Grab sedangkan Astra Suntik Go-Jek)

Apalagi, Grab dan Toyota berencana mengembangkan layanan terhubung melalui Toyota Mobility Service Platform (MSPF) seperti asuransi berdasarkan pengguna, program kredit, dan perawatan secara berkala. "Ini (berinvestasi di Grab) adalah keputusan yang baik. Toyota tidak boleh terlambat menyasar pasar ini," ujarnya.

Pemilihan Grab di antara perusahaan penyedia jasa transportasi online lain juga dinilai tepat. Sebab, Asia Tenggara adalah pasar yang sangat penting bagi Toyota. Unit Toyota Asia menjual lebih dari 1,5 juta kendaraan pada Kuartal I-2018 di luar Jepang dan Tiongkok. Penjualan mobil dalam jumlah besar itu terjadi di wilayah cakupan Grab yakni Malaysia, Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Investasi ini juga dianggap strategis, sebab Toyota bisa memblokir peluang pesaingnya seperti Hyundai dan Honda yang juga investor Grab untuk merebut pasar mitra transportasi online di Asia Tenggara. Toyota mengambil langkah serupa sejak 2016, ketika berinvestasi di Uber.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...