Proyek Amazon dan Ketatnya Persaingan Bisnis Data Center di Indonesia

Pingit Aria
18 November 2020, 06:00
Ilustrasi Amazon Web Services Summit pada Mei 2019.
instagram/@amazonwebservices
Ilustrasi Amazon Web Services Summit pada Mei 2019.

Perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat (AS), Amazon, tengah membangun infrastruktur pusat data (data center) di Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, fasilitas pusat data Amazon Web Service (AWS) itu akan rampung tahun depan.

Seperti diketahui, Amazon adalah perusahaan teknologi milik orang terkaya dunia, Jeff Bezos. "Salah satu perusahaan digital terbesar berivestasi sekitar Rp 30-40 triliun untuk membangun data center," kata Emil dalam West Java Invesment Summit 2020 yang disiarkan secara virtual, Senin (16/11).

Advertisement

Menurutnya, investasi data center oleh Amazon tersebut tak hanya akan melayani wilayah Indonesia saja, tapi juga beberapa negara lain di Asia Tenggara.

"Kami sedang melakukan inovasi digital, beralih ke digital. Dan saya sangat bangga, Jawa Barat akan punya bakcbone data center yang akan melayani perusahaan digital bahkan di seluruh ASEAN," kata dia.

Sebenarnya, rencana pembangunan pusat data Amazon Web Service ini sudah ada sejak September 2018 lalu. Saat itu, Vice President Amazon Wernel Vogels menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan dan menyatakan rencana investasi senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Investasi tahap awal tersebut digunakan untuk mengembangkan layanan data center selama 10 tahun.

Bergerak di bidang e-commerce hingga cloud computing, Amazon kini merupakan merek termahal di dunia. Simak Databoks berikut:

Proyek Besar Amazon

Sementara itu, Country Leader Amazon Web Service (AWS) Indonesia Gunawan Susanto memastikan bahwa AWS akan membuka data center pertamanya di Indonesia pada akhir 2021. Meski, ia tak menyebutkan detail lokasi proyeknya.

Yang pasti, Amazon telah mengumumkan Jakarta sebagai salah satu region baru AWS di kawasan Asia Pasifik. "Jakarta menjadi salah satu region baru AWS yang akan mempunyai tiga availability zones (zona ketersediaan), di mana masing-masing zona ketersediaan akan memiliki minimal satu data center," kata Gunawan di acara AWS Media Briefing 2019 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, AWS sudah memiliki enam region lainnya di kawasan Asia Pasifik, termasuk Singapura, Sydney, Tokyo, Seoul, serta Hongkong. Secara global, AWS sudah memiliki 22 region dengan 69 zona ketersediaan. "Ke depannya, berbarengan dengan Jakarta, Milan (Italia) dan Cape Town (Afrika Selatan) juga akan menjadi region baru AWS," kata Gunawan.

Senior Technical Evangelist AWS ASEAN Donnie Prakoso mengungkapkan bahwa kehadiran tiga zona ketersediaan di region Jakarta tidak benar-benar berada di wilayah DKI Jakarta. Sebab, tiap-tiap zona ketersediaan akan dibangun dengan jarak tertentu.

Strategi ini digunakan untuk mengantisipasi potensi bencana alam. "Sehingga kalau ada bencana seperti banjir atau gempa bumi di satu zona, tidak akan mengganggu operasional zona lainnya. Jadi zona ketersediaan ini saling back up satu sama lain," ujarnya.

Aplikasi Amazon
Aplikasi Amazon (Patrick de Grijs|123RF.com)

Lebih jauh lagi Donnie menjelaskan tiap zona ketersediaan memiliki setidaknya satu pusat data dibangun dengan desain tertentu. Zona ketersediaan itu harus terisolasi, namun tetap terhubung satu sama lain dengan fiber optic.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement