Jelang Lengser, Trump Sasar Alibaba dan Tencent dalam Daftar Hitam

Fahmi Ahmad Burhan
8 Januari 2021, 10:54
Tom Brenner/File Photo SEARCH "GLOBAL POY" FOR THIS STORY. SEARCH "REUTERS POY" FOR ALL BEST OF 2020 PACKAGES. Presiden AS Donald Trump berbicara saat reli kampanye di Bandara Cecil di Jacksonville, Florida, Amerika Serikat, 24 September 20
ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/File Photo/AWW/dj
Tom Brenner/File Photo SEARCH "GLOBAL POY" FOR THIS STORY. SEARCH "REUTERS POY" FOR ALL BEST OF 2020 PACKAGES. Presiden AS Donald Trump berbicara saat reli kampanye di Bandara Cecil di Jacksonville, Florida, Amerika Serikat, 24 September 2020.

Memasuki hari-hari terakhirnya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump masih melanjutkan perangnya terhadap perusahaan-perusahaan teknologi Tiongkok. Ia kini dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk memasukkan Alibaba dan Tencent dalam daftar hitam investasi.

Mengutip Reuters, apabila kedua raksasa teknologi asal Tiongkok itu benar-benar masuk daftar hitam, maka investor AS tidak akan bisa membeli saham Alibaba dan Tencent mulai November 2021.

Advertisement

Pejabat Departemen Pertahanan AS  yang berwenang dalam penetapan daftar hitam belum bisa menuruti rencana Trump. "Mereka saat ini sedang membahas penambahan perusahaan Tiongkok lainnya ke dalam daftar," kata sumber Reuters pada Kamis (7/1).

Beberapa kalangan juga meragukan tindakan Trump itu. Sebab, Alibaba dan Tencent cukup berpengaruh sebagai perusahaan teknologi global. Terlebih, apabila langkah ini dilakukan, maka akan menyulut ketegangan antara AS dan Tiongkok pada masa jabatan presiden pengganti Trump, yakni Joe Biden. Sementara, pelantikan Biden rencananya akan digelar pada 20 Januari 2020.

Beberapa investor juga menyatakan keraguannya terkait dengan tindakan Trump itu. Menurut Ketua Caldwell Investment Management yang juga sebagai investor di New York Stock Exchange Thomas Caldwell, kedua perusahaan itu mempunyai nilai investasi yang besar di AS. Nilai gabungan keduanya mencapai US$ 1,3 triliun. Angka tersebut dipegang secara luas oleh investor di AS. 

Apabila keduanya masuk daftar hitam investasi, akan terjadi pukulan besar pada pasar keuangan ke pasar saham di AS. "Ini adalah kebijakan yang sangat buruk dan akan ada cukup uang di Asia, banyak dan semakin besar, sehingga orang tidak boleh memaksa perusahaan-perusahaan ini keluar dari AS," kata Caldwell.

Sedangkan, analis di DZT Research mengatakan bahwa sulit untuk mengukur dampak yang akan terjadi apabila Trump melanjutkan kebijakan itu. "Diperlukan lebih detail rencana kebijakan untuk menilai dampaknya, seperti definisi investor AS dan tempat perdagangan dari entitas yang terdaftar yang terkena larangan, dan yang lebih penting alasan larangan tersebut," katanya dikutip dari Financial Times pada Kamis (7/1).

Kabar rencana masuknya Alibaba dan Tencent sebagai daftar hitam investasi membuat saham kedua perusahaan anjlok di bursa pada Kamis (7/1). Saham Alibaba turun 3,9% di Bursa Efek Hong Kong. Saham Alibaba yang terdaftar di AS ditutup turun lebih dari 5%. Sedangkan Tencent kehilangan saham sebesar 4,7%.  

Berikut adalah Databoks merek-merek dengan kapitalisasi terbesar dunia yang didominasi oleh Amerika Serikat dan Tiongkok:

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement