Pemerintah Rayu Singapura Bangun Data Center di Batam

Rizky Alika
23 Maret 2021, 13:14
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/7/2020).
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/wsj.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/7/2020).

Pemerintah merayu Singapura untuk membangun fasilitas pusat data di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pusat data Negeri Singa itu akan dibangun di tiga tempat.

"Kami dengan pemerintah Singapura bicara membuat data center di Batam, kemudian Jawa Barat dan satu daerah lain kami akan sediakan," kata Airlangga dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2021 yang bekerja sama dengan East Ventures, Selasa (23/3).

Di Batam, pusat data tersebut akan memiliki kapasitas setara dengan penggunaan listrik 420 megawatt. Menurutnya, pembangunan pusat data dilakukan karena ada keterbatasan daerah dan listrik di Singapura, sementara kebutuhan pusat data terus berkembang.

Untuk itu, pemerintah mendorong integrasi data dan kestabilan listrik. Hal ini akan disiapkan di pusat data KEK Batam dan wilayah pusat data lain.

Pemerintah pun terus mendorong perpindahan awan data (cloud) dari negara tetangga ke Tanah Air. "Kita ketahui dengan cloud, data base di mana saja bisa diakses," ujar dia.

Selain itu, Airlangga juga menyusun kebijakan satu peta, satu data. Saat ini, pemerintah telah berhasil mengumpulkan data geo spasial yang dinilai cukup lengkap.

"Tinggal integrasikan dengan data center di Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)," katanya.

Di sisi lain, pemerintah juga mendukung pembangunan fasilitas infrastruktur digital lainnya, yaitu pengadaan jaringan 4G dan 5G di 9.113 desa/kelurahan. Untuk itu, pemerintah mendorong optik fiber yang terkoneksi dari barat ke timur.

Kemudian, pemerintah turut mendorong penggunaan satelit multifungsi, yaitu Satelit Satria. Satelit tersebut utamanya untuk mendorong konektivitas di wilayah timur Indonesia.

Pemerintah juga menyiapkan prototipe 5G di kawasan tertentu. "Walau kita tahu 5G biaya service-nya lebih tinggi. Tapi tentunya dengan produktivitas otomatisasi, tentu kalangan industri mampu gunakan fasilitas 5G itu," ujarnya.

Indonesia dianggap memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Saat ini, pangsa ekonomi digital mencapai US$ 40 miliar. Pada 2025, potensi ekonomi digital diperkirakan naik menjadi US$ 133 miliar.

Simak Databoks berikut: 

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:

Reimagining Indonesia’s Future

Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...