Baru 10% Masyarakat Indonesia Melek Keuangan Syariah
Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia belum melek keuangan syariah. Hal ini menjadi tantangan bagi pemangku kepentingan, agar dapat memaksimalkan potensi keuangan syariah.
"Keuangan syariah itu berdasarkan data OJK, kurang dari 10% masyarakat yang telah memahami literasi keuangan syariah," kata Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Anwar Bashori dalam Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2017 di Surabaya, Rabu (8/11/2017).
Selain karena pemahaman yang kurang, kata dia, pemerintah perlu memberi dukungan yang lebih besar untuk menggali lebih dalam potensi ekonomi syariah. Terlebih, beberapa negara yang penduduk muslimnya bukan mayoritas justru lebih berhasil potensi ekonomi syariah.
"Kenapa Malaysia bisa sukses? Kenapa Thailand yang mayoritasnya non muslim bisa sukses? Jadi yang pertama adalah dukungan dari pemerintah," kata Anwar.
(Baca juga: Potensi Ekonomi Syariah Dunia US$ 6,38 Triliun pada 2021)
Bank Indonesia (BI) menilai, kurangnya pemahaman masyarakat juga membuat perangkat sistem ekonomi dan keuangan syariah belum optimal dalam mengatasi masalah kesenjangan dan distribusi pendapatan. Padahal, dengan jumlah warga muslim mencapai 85% dari jumlah penduduk, Indonesia seharusnya memiliki potensi besar.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menyampaikan, hal itu tercermin dari kesenjangan ekonomi antar lapisan masyarakat yang masih tinggi. "Hal ini tampak dari gini rasio Indonesia yang mencapai 0,393 pada Maret 2017," tutur Rosmaya.